Narasumber : Ibu Dita Widya Utami, S.Pd
Mengenal Ibu Dita
Masih muda tapi sudah banyak karya dan aktif dalam berbagai kegiatan literasi. Itulah kesimpulan yang bisa kita ambil jika melihat profil ibu Dita di laman blognya yang bertajuk Ruang Inspirasi. Buku karya tunggalnya adalah sebuah antalogi cerpen pendidikan yang berjudul Lelaki di Ladang Tebu terbit di tahun 2020. Sedangkan buku hasil karya bersama rekan-rekan komutasnya yang diterbitkan mulai tahun 2019 sudah cukup banyak, diantaranya Jejak Langkah Guru Subang, Guru di Ladang Ilmu, Dari Mata Air hingga Muara, Pena Digital Guru Milenial. Dan karyanya bersama Prof. Eko Inrajit bertajuk Menyongsong Era Baru Pendidikan terbit tahun 2020 berawal dari tantangan menulis dalam kelas belajar menulis.
Ibu dari Muhammad Fatih Musyfiq ini juga aktif di berbagai komunitas literasi, mulai dari MGMP IPA Kab. Subang, Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB), Lisangbihwa dan GLN Gareulis Jawa Barat tingkat Kab. Subang.
Berawal dari mimpi
Jika tak punya impian maka tak ada yang mampu menggerakan hatimu untuk bangkit, tanganmu untuk bergerak dan kakimu untuk melangkah. Itulah pentingnya punya impian. Seratus target mimpi yang pernah ditulis semasa kuliah dulu, satu per satu dapat terwujud, Allah berkenan mewujudkannya. Kenang Bu Dita. Salah satu impian tersebut adalah mimpi untuk menulis buku. Sebenarnya impian menulis buku sudah terwujud semasa kuliah bersama rekan-rekan mahasiswanya yaitu ketika mengikuti lomba kreatifitas mahasiswa tingkat jurusan dan meraih juara dua. Kemudian dicetak sebagai prototipe buku 'Seri Petualangan Kimia'. Tetapi beliau masih berharap bisa menghasilkan karya berupa buku.
Karena aktif di MGMP dan komunitas literasi, suatu ketika Bu Dita menjadi panitia Workshop Best Practice yang diselenggarakan MGMP IPA Kab. Subang dengan Ibu Hj. Rita Rosidah, M.Pd sebagai ketuanya. Hasil workshop tersebut kemudian diabadikan dalam bentuk buku dan Bu Dita diamanahi untuk menjadi penyuntung bukunya bersama Ibu Suprapti, S.Pd. Dari situlah berhasil diterbitkan buku Jejak Langkah Guru Subang terbit tahun 2020 yang juga terinspirasi dari kelas Belajar Menulis bersama Om Jay. Bu Dita bersama Ibu Suprapti dan Ibu Rita Rosidah sama-sama ikut dalam group kelas menulis bersama Om Jay.
Buku Solo Pertama
Awal masa pandemi dari bulan Maret hingga April 2020 ternyata menjadi bulan yang membawa keberkahan bagi Bu Dita, karena dibulan itulah buku solo pertamanya yang berjudul Lelaki di Ladang Tebu bisa diterbitkan. Buku ini merupakan kumpulan cerpen pendidikan hasil olah ulang dari beragam kisah nyata dari pengalaman selama nejadi guru kemudian dinarasikan ulang menjadi sebuah cerpen. Buku ini ditulis untuk mengabadikan kisah-kisah para murid yang telah menjadi guru kehidupan bagi Bu Dita. Sifat baik maupun sebaliknya tentu saja tetap memberi pengajaran berharga dalam kehidupan yang sayang jika terlewat begitu saja. Akhirnya jadilah buku kumpulan cerpen ini untuk menjadikan kenangan dan pengajaran berharga bagi generasi penerus kita.
Kelas Menulis Om Jay
Seperti halnya para peserta kelas menulis Om Jay yang hari ini masih bergabung dalam group, banyak sekali manfaat, ilmu baru dan kebahagiaan yang dirasakan. Termasuk Bu Dita bahkan mendapat hadiah kejutan dari resme yang ditulis. Dikelas ini seringkali Om Jay memberikan tantangan menulis dadakan dengan mengirimkan foto apapun untuk dijadikan ide menulis. Kembali mendapatkan hadiah sepaket kurma setelah menulis tentang kurma muda hasil dari tantangan menulis di kelas Om Jay.
Tak berhenti sampai disitu, melalui group kelas menulis inilah Bu Dita ikut menulis dua buku karya bersama. Yaitu buku pertama berkolaborasi dengan Prof. Eko Indrajit dan buku kedua Ibu Kanjeng, Pak Brian dan teman-teman guru bloger lainnya. Banyak pengalaman yang didapat dari menulis bersama. Buku karya bersama yang keenam yang diikuti oleh 43 penulis termasuk didalamnya adalah Bu Dita berjudul Pena Digital Guru Milenial. Para penulis yang bergabung merupakan guru bloger yang mengurai kisahnya masing-masing sebagai guru sekaligus bloger. Buku ini merupakan autobiografi para guru bloger melalui bimbingan Ibu Kanjeng.
Melalui kelas menulis inilah para peserta mendapat materi tenntang menulis buku dalam seminggu dengan narasumber Prof. Eko Indrajit. Dengan penyampaian yang luwes dan sikap yang bersahaja dari narasumber membuat para peserta menikmati dan terinspirasi dengan pemaparannya. Hingga akhirnya narasumber menyampaikan tantangna menulis buku dalam seminggu. Peserta diminta untuk memilih tema yang tersedia di Chanel Youtube Ekoji. Kemudian bagi peserta yang siap mengikuti tantangan tersebut dapat langsung mengirimkan judul beserta outline bukunya kepada Prof. Eko.
Proses Menulis Bersama Prof. Eko
Bu Dita salah satu peserta yang siap dengan tantangan menulis dalam seminggu. Kemudian mengirimkan judul beserta outline buku kepada Prof. Eko dan disetujui. Akhirnya setiap hari harus menulis minimal satu Bab hingga selesai sesuai target tanggal 21 April 2020. Serasa suatu keajaiban dapat menulis seluruh draft hingga selesai. Berikutnya akan dibinbing oleh Prof. Eko untuk proses editing. Inilah salah satu rahasia dalam menulis buku, yaitu selesaikan dulu seluruh draft dari daftar isi hingga daftar pustaka baru kemudian proses edit.
Penulis yang belum berpengalaman biasanya ketika selesai satu bagian kemudian langsung mengedit, inilah yang membuat menulis buku tidak selesai-selesai. Kalaupun selesai bisa dipstikan akan memakan waktu yang panjang. Karena memang proses edit-lah yang sebenarnya memakan porsi waktu paling panjang dalam proses pembuatan buku.
Dari 20 orang yang menerima tantangan menulis buku dalam seminggu akhirnya tinggal 9 orang yang berhasil menulis buku sampai bisa diterbitkan. Bergabung dalam satu group yang dibimbing menulis buku bersama Prof. Eko seperti menulis skripsi tetapi lebih menyenangkan karena sang profesor sangat ramah dan menyenangkan dalam membimbing para penullis pemula. Proses bimbingan selain melalui Whatsap group juga melalui google meet dan zoom. Awal bimbingan pertama dilakukan secara klasikal, setiap peserta mempresentasikan naskahnya masing-masing. Selanjutnya Prof. Eko memberi masukan dari karya masing-masing peserta untuk kemudian direvisi. Bimbingan klasikal yang kedua dibahas teknis jadwal pengiriman naskah ke penerbit, jadwal meeting dengan penerbit dan hal teknis lainnya seputar proses penerbitan buku.
Proses Penerbitan Buku
Setelah naskah buku dikirim, para penulis tinggal menunggu pengumuman apakah naskah bukunya diterima, lolos cetak atau tidak. Inilah waktu menunggu yang mendebarkan. Akhirnya waktu yang dinantikan itu datang. Pengumuman dilakukan via zoom meeting yang dihadiri oleh Pak Joko sebagai perwakilan dari Penerbit Andi, Om Jay dan Prof. Eko yang berulang kali membesarkan hati para peserta agar mementapkan hati menerima apapun hasilnya. Karena dari semua naskah yang masuk masih ada yang harus revisi minor, revisi mayor dan ada yang langsung diterima. Bersyukur naskah Menyongsong Era Baru Pendidikan karya kolaborasi Bu Dita dan Prof. Eko termasuk yang langsung diterima. Setelah pengumuman itu proses selanjutnya dilakukan oleh penerbiya, yaitu proses editing, layout dan sebagainya hingga jadi naskah proof. Inilah naskah yang siap naik cetak untuk dicek terakhir kalinya oleh penulis. Naskah ini dikirim langsung ke penulis beserta surat perjanjuan atau kontrak dengan penerbit. Setelah selesai dicek kemudian dikirim kembali ke perebit.
Motivasi Menulis
Setiap orang memiliki motivasi dan tujuan yang berbeda-beda dalam menulis. Bagi Bu Dita sendiri menulis memiliki tiga jenis tujuan, yaitu :
1. Menulis untuk mengabadikan momen
Momen bahagia ataupun sebaliknya adalah suatu hal yang berharga. Contoh ketika menuliskan kisah mendapat hadiah kejutan atau saat menjadi pemenang lomba blog dan sebagainya. Maka abadikan momen dengan menuliskannya, hingga suatu saat ketika kita baca kembali maka memori masa itu tergambar dan terasa dengan jelas. Bahkan bisa menginspirasi pembaca, dan bagi yang mengalami kejadian serupa bisa merasakan hal yang sama.
2. Menulis untuk mengabadikan buah pikiran
Manusia berpikir ribuan kali dalan sehari, dan jika buah pikiran itu hanya lewat begitu saja maka sekedar kita sendiri saja yang mengetahuinya. Padahal bisa jadi buah pikiran kita bermanfaat bagi orang lain. Tetapi untuk menuliskan buah pikiran ini harus lebih serius dan dibutuhkan referensi lain yang seide dengan pemikiran kita. Menulis untuk mengabadikan buah pikiran bisa jadi berupa artikel ilmiah, Penelitian Tindakan Kelas atau Best Practice maupun yang lainnya.
3. Menulis untuk kebutuhan
Tujuan menulisnya karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Bisa jadi untuk mendapatkan kesenangan, untuk menyalurkan hobi, untuk branding personal dan lain sebagainya. Atau bisa juga untuk memenuhi kebutuhan ekonomi misalnya.
Menyongsong Era Baru pendidikan dipilih oleh bu Dita setelah melihat tayangan berjudul UNESCO Competency Framework for Teacher di Ekoji Channel. Dalam video itu dibahas tentang kompetensi teknologi informasi apa saja yang harus dimiliki oleh guru berdasarkan standar UNESCO. Buku ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan guru saat ini yang dituntut harus menyesuaikan diri untuk mampu mendidik generasi yang dekat dengan teknologi.
Literasi Berdaya
Peserta didik yang kita hadapi mungkin termasuk generasi Z yang lahir antara tahun 1995 hingga tahun 2010 maupun generasi A yang lahir setelah tahun 2010. Inilah generasi teknologi, oleh karena itu sebagai guru sudah barang tentu harus bisa menguasai atau minimal menggunakan berbagai teknologi informasi dalam proses pembelajaran. Meskipun teknologi hanya sebuah alat, tetapi memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran bahkan telah menjadi kriteria kompetensi paedagigi dan profesional bagi seorang guru. Terlebih dimasa pandemi dengan model pembelajaran jarak jauh mengharuskan pendidik untuk menggeser peoses pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran inovatifyang salah satunya dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Oleh karena itu kita harus bersiap-siap Menyongsong Era Baru Pendidikan. Buku ini ibarat hidangan pembuka dalam suatu jamuan makan yang berfungsi merangsang nafsu makan sebelum hidangan utama dinikmati. Suguhan yang terkandung dalam buku ini diharapkan mampu meningkatkan semangat bapak ibu guru untuk mengembangkan potensinya di bidang teknologi informasi. Harapannya setelah kompetensi di bidang teknologi infoemasi ini meningkat kemudian dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran.
Kita harus optimis dalam menyongsong era baru pendidikan. Dimana semua akses informasi dan pendidikan disa didapat dengan mudah, kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja. Dengan adanya proyek Palapa Ring atau istilah lainnya "Tol Langit" yang dilaksanakan oleh pemerintah diharapkan bisa menjadi jalan yang akan semakin memudahkan akses teknologi informasi di negara kita. Teknologi itu sangat cepat perkembangannya, dan teknologi adalah alat. Yang menjadi pekerjaan rumah bagi pendidik adalah bagaimana agar peserta didik tetap aktif saat pembelajaran meskipun jarak jauh. Ada yang menggunakan zoom, menggunakan office, ada yang cukup dengan google form, menonton video di You Tube atau ada yang menggunakan LMS. Apapun teknologi yang digunakan, intinya harus tetap membuat pembelajaran menjadi bermakna. Namun demikian mempelajari dan menggunakan teknologi terbaru seperti Augmented Reality(AR) dan Virtual Reality (VR) atau aplikasi lainnya tentu akan lebih baik lagi.
Kenyataan bahwa minat baca guru yang masih rendah seharusnya menjadi perhatian kita bersama untuk mulai meningkatkan minat baca. Kalaupun membaca seringkali tidak tuntas dan gagal paham dengan kandungan buku yang dibaca. Ditambah lagi buku-buku yang bertema pengajaran dan pendidikan masih sangat minim di Toko Buku. Seharusnya kondisi ini menjadi penyemangat untuk bapak ibu guru hebat lainnya agar terus berkarya. Menjadi pembelajar seumur hidup, salah satunya melalui kelas belajar menulis bersama Om Jay dan tantangan menulis dalam seminggu bersama Prof. Eko. Termasuk membiasakan diri membaca jurnal atau artikel ilmiah. Karena membiasakan diri untuk membaca akan menjadi tuntutan ketika kita mulai menulis.
Teruslah memberi arti bagi setiap orang yang kau temui, dalam setiap hal yang kau temui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki. Sebuah Kalimat bijak Bu Dita yang terus menyemangati.
Salam Literasi Berdaya
Salam Literasi Berdaya. Mantul.
ReplyDeleteterima kasih banyak pak..
DeleteKalimat penutupnya menggugah..teruslah memberi arti bagi setiap orang..
ReplyDeletemakasih.. semangati biar terus istiqomah ya..
Delete👍👍
ReplyDeletematur suwun..
DeleteLengkap Padat hebat
ReplyDeleteKeren 👍
lagi mau nyontoh pak indra yang lebih keren..
DeleteDah lama ga bw ke blog teman-teman ... Semangat lg utk.ttp berliterasi ......
ReplyDelete