Wednesday, September 30, 2020

Menerbitkan PTK Menjadi Buku

 

Narasumber : Lukman Hakim

Pengelola Delta Pustaka

Narasumber kali ini menghadirkan Bapak Lukman Hakim yang akrab disapa Cak Lukman. Beliau sebagai ketua Pusat Pengembangan Profesi Guru (P3G) Jawa Timur, sebuah lembaga yang bergerak di bidang pengembangan guru khususnya Pengembangan Diri, Publikasi Ilmiah dan Karya Inovatif dalam bentuk buku. Beliau juga pengelola Penerbit Delta Pustaka yang didedikasikan untuk pendidik, peserta didik, dan literasi sekolah. Penerbit Delta Pustaka ini termasuk penerbit indie atau disebut penerbit minor, jadi siapapun bisa mencetak karyanya dalam bentuk buku dengan biaya cetak ditanggung oleh penulis.

Bapak Lukman mengelola blog pribadi: http://kelaskuonline.id/ yang berisi materi pelatihan online, materi pelajaran dan materi tentang menulis cepat dan singkat. Beliau mengadakan pelatihan-pelatihan pengembangan diri guru yang berhubungan dengan publikasi ilmiah dan karya inovatif dalam bentuk buku, salah satunya adalah membuat buku dari laporan penelitian tindakan kelas. Jadi Beliau  mengkhususkan diri pada bidang publikasi ilmiah dan penerbitan buku

Sembari perkenalan, teman-teman bisa menyimak materi yang sudah dibuat di channel 

https://www.youtube.com/channel/UCRSNsd3kVms_bneVKetRW7g

Publikasi Ilmiah

Semenjak diberlakukannya Permen PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional dan angka kreditnya, sebagian guru merasa peraturan ini menjadi hambatan untuk kenaikan pangkat. Karena dalam peraturan tersebut terdapat tuntutan kegiatan keprofesian berkelanjutan dan pengembangan diri. Termasuk tuntutan pengembangan diri yang dimaksud adalah membuat publikasi ilmiah. Inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi banyak guru.

Kondisi mayoritas guru memang telah disibukan dengan aktivitas rutin dari mempersiapkan pembelajaran, mengajar, mengevaluasi hingga melakukan perbaikan dan pengayaan. Ditambah dengan kondisi lingkungan kerja yang minim literasi dan minim mentor yang mampu menyemangati maupun menjadi tempat menimba ilmu.

MATERI 1 Penjelasan Umum Pelatihan #PTKjadiBUKU

https://youtu.be/XVjsFZ4ezfw

Menyusun penelitia Tindakan Kelas memang tidak mudah, diperlukan motivasi yang kuat dan ketekunan menyelesaikan siklusnya hingga akhir. Akan tetapi PTK inilah karya ilmiah yang paling memungkinkan dilakukan oleh guru, hingga akhirnya banyak guru yang melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Disisi lain masih banyak PTK yang ditolak atau tidak bisa masuk dalam penilaian karena berbagai factor. Ada yang ditolak karena gaya selingkungnya tidak sesuai, dinilai kurang lengkap maupun karena dianggap plagiasi.

 Penilaian Tindakan Kelas dalam bentuk laporan masih menjadi satu-satunya publikasi ilmiah yang diajukan dalam Penilaian Angka Kredit. Banyak guru yang belum mengetahui maupun belum pernah memodivikasi PTK menjadi buku.

Sebetulnya banyak cara untuk menerbitkan buku, dan cara paling mudah adalah dengan memodifikasi PTK menjadi buku pendidikan atau buku referensi. Dalam konteks Penilaian Angka Kredit ada dua keuntungn menerbitkan buku dari PTK, yaitu : pertama, PTK lama dapat dimodofikasi menjadi buku pendidikan yang diterbitkan dan berISBN yang bernilai 3. Dan yang kedua, PTK baru yang dimodofikasi menjadi Buku hasil penelitian bernilai 4 seperti halnya laporan PTK yang diseminarkan.

Publikasi ilmiah merupakan karya tulis ilmiah yang dipublikasikan kepada masyarakat. Bentuk publikasi ilmiah yang dapat dilakukan oleh guru adalah :

1.         Presentasi pada forum ilmiah

Presentasi pada forum ilmiah yaitu kegiatan penyampaian gagasan ilmiah pada forum ilmiah sebagai narasumber. Contohnya seminar kolegial dalam suatu lembaga atau sekolah.

2.         Laporan hasil penelitian

Laporan hasil penelitian yaitu karya tulis yang didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh guru pada bidang pendidikan sesuai dengan tugas pokoknya. Laporan hasil penelitian dapat berupa : Penelitian Tindakan Kelas, Penelitian eksperimen, Deskriptif, Perbandingan, Korelasi dan sebagainya.

3.         Best practice (Praktek terbaik)

Yaitu praktik terbaik dari keberhasilan guru maupun kelompok guru dalam melaksanakan tugas, termasuk dalam mengatasi berbagai persoalan sekolah terutama pada pembelajaran di kelas.

4.         Tulisan ilmiah popular

Yaitu tulisan ilmiah yang dipublikasikan di media masa, baik koran, majalah atau media online yang mempunyai alamat website resmi, bulkan blog.

5.         Artikel gagasan ilmiah

Yaitu tulisan yang berisi gagasan atau tinjauan ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran di satuan pendidikan yang dimuat di jurnal ilmiah.

6.         Buku teks pelajaran

Yaitu buku berisi pengetahuan untuk bidang ilmu atau mata pelajaran tertentu dan diperuntukan bagi peserta didik pada suatu jenjang pendidikan tertentu.

7.         Modul atau Diktat pelajaran

Yaitu materi pelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa sehingga pembaca diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut.

8.         Buku dalam bidang pendidikan

Yaitu buku yang berisi pengetahuan terkait dengan bidang pendidikan. Contohnya buku yang disusun dari laporan PTK

9.         Karya terjemahan

Yaitu tulisan yang dihasilkan dari penerjemahan buku pelajaran atau buku dalam bidang pendidikan dari bahasa asing atau bahasa daerah ke bahasa Indonesia atau ke bahasa asing lainnya maupun ke bahasa daerah yang akan digunakan untuk membantu proses pembelajaran.

10.      Buku pedoman guru

Buku pedoman guru yaitu perangkat guru yang berupa buku tulisan guru yang berisi rencana kerja tahunan guru atau perangkat mengajar guru yang disusun secara lengkap.

Lebih jelas tentang publikasi lmiah dapat diakses pada channel berikut :

MATERI 2 Kupas Tuntas Publikasi Ilmiah #PTKjadiBUKU

https://youtu.be/SOFkwjGj5tg

 

Memodifikasi PTK Menjadi Buku

Menyusun buku dari hasil penelitian tindakan kelas diperlukan sedikit modifikasi menyesuaikan dengan fungsi buku sebagai referensi yang tentu saja berbeda sistematikanya dengan laporan. Kita perlu memperhatika kerangka isi buku pendidikan sesuai dengan pedoman pada Buku 4 Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Angka Kreditnya.


Kerangka buku dalam bidang pendidikan terdiri dari :

1.       Pengantar

2.       Daftar isi

3.       Bagian Pendahuluan

4.       Bagian Isi

Pada bagian isi dapat terdiri dari beberapa Bab atau bagian sesuai dengan isi pengetahuan yang disajikan. Masing-masing Bab atau bagian serupa dengan bagian isi buku

5.       Bagian Penunjang

Bagian penunjang minimal terdiri dari daftar pustaka dan data diri penulis.

Beberapa hal berkaitan dengan penyusunan buku juga perlu diperhatikan. Berikut penjelasannya :

1.       Menentukan Judul Buku

Judul buku dapat dilihat sebagai pintu masuk yang mampu menggambarkan keseluruhan isi buku dengan kalimat yang singkat. 




Berikut beberapa kriteria menentuka judul buku :

1)      Singkat dan padat

Berbeda dengan judul laporan PTK yang panjang hingga 16 kata, judul buku harus dibuat singkat dan padat. Karena hal yang pertama kali dilihat dan mampu menarik perhatian pembaca adalah judul buku.

2)      Menarik perhatian

Kesan pertama pembaca menjadi penting untuk menarik perhatian pembaca sehingga diperlukan judul buku yang mampu menarik perhatian pembaca.

3)      Menggambarkan isi buku

Tentu saja judul buku yang dibuat harus mampu menggambarkan isi buku secara garis besar. Jangan sampai isi buku tidak sesuai dengan judul bukunya.

4)      Profokatif

Profokatif dalam arti mampu membuat pembaca tidak hanya tertarik tetapi lebih penasaran dengan isi bukunya.

5)      Mudah diingat

Judul buku yang mudah diingat akan bermanfaat untuk pemasaran atau promosi buku karena mudah diingat sehingga memiliki nilai jual.

Langkah-langkah membuat judul buku dapat dilakukan dengan cara :



1)      Tuliskan topic dari laporan PTK yang akan dibukukan. Topic atau ide pokok pada pembahasan yang menjadi inti dari isi buku.

2)      Buat menjadi lebih spesifik. Dalam hal ini dari judul PTK yang panjang dibuat lebih spesifik, singkat dan jelas.

3)      Tambahkan power words, yaitu kata-kata yang menggugah atau kata-kata yang memiliki kekuatan dan akan menjadi penekanan. Berikut contohnya :


1)      Minta masukan teman. Sudut pandang dan masukan orang lain bisa jadi lebih tepat sesuai dengan isi buku, maka perlu untuk berbagi ide dengan teman sejawat.

 

1.       Memodifikasi Publikasi Ilmiah Menjadi Buku

Memodifikasi atau mengkonversi karya ilmiah menjadi buku referensi pendidikan dapat dilakukan dengan cara meringkas maupun menambahkan materi pembahasan. Jika publikasi ilmiah tersebut berupa skripsi, tesis atau disertasi maka penulis harus meringkas laporan karya ilmiah tersebut untuk menjadi buku. Karena pembahasan teoritis atau kajian ilmiah pada skripsi, tesis atau disertasi umumnya sudah sangat luas. Sehingga ketika akan dituangkan menjadi buku maka sebagian kajian teori tersebut dapat dihilangkan agar lebih spesifik sesuai pembahasan tema buku.

Berbeda dengan laporan Penelitian Tindakan Kelas atau Penelitian tindakan Sekolah maupun Bestpractice yang cenderung singkat dan tidak terlalu luas pada kajian teori maka justru diperlukan penambahan berupa penjelasan yang lebih umum maupun kajian ilmiah yang lebih luas.



1.       Membuat Outline Naskah Buku

Teknis selanjutnya untuk menyusun buku dari sebuah laporan PTK yaitu membuat outline setiap bab pada buku yang akan diterbitkan. Berikut penjelasan selengkatnya :

1)      Bab I

Bagian pendahuluan pada buku yang dituliskan di Bab I diambilkan dari bagian  pendahuluan pada laporan PTK terutama pada latar belakang. Kembangkan lagi latar belakang yang sudah ada jika diperlukan. Selanjutnya uraikan kondisi permasalahan yang dihadapi dan alternative solusi yang ditawarkan. Gunakan bahasa yang menarik di di bab awal buku.


1)      Bab II

Bab II berisi kajian pustaka. Bahasa buku dan laporan sedikit berbeda. Karena fungsi buku adalah sebagai rujukan atau referensi bagi orang lain. Kajian pustaka di PTK dituliskan pada sub bab sedangkan pada buku maka masing-masing dapat menjadi bab tersendiri. Sehingga penulis herus mengembangkan kembali agar lebih luas dan menarik. 

1)      Bab III

Bab III berisi pada PTK yang berisi metode penelitian sebetulnya tidak perlu dimasukan dalam buku secara penuh, tetapi dapat dimasukan pada bagian pendahuluan dengan menyampaikan bahwa buku ini berdasarkan penelitian.

1)      Bab IV

Paparan data dan penemuan hasil penelitian pada bab 4 laporan PTK tidak secara langsung dimuat didalam buku. Penulisan di buku lebih pada mendeskripsikan scenario penerapan pembelajaran di kelas dengan lebih terperinci dan jelas pada setiap siklusnya. Sertakan foto dan berikan keterangan penjelasnya agar lebih meyakinkan pembaca dan tergambar dengan jelas apa yang dilakukan guru dan apa yang dilakukan oleh peserta didik.

1)      Bab V

Pada bab V yang berisi pembahasan, maka pada naskah buku dapat dijadikan bab tersendiri yang menunjukan hasil capaian peningkatan hasil belajar. Akan lebih baik apabila data yang ditampilkan berupa grafik atau table sehingga lebih mampu memvisualisasikan ketercapaian pembelajaran. 

1)      Bab VI

Kesimpulan dan saran pada Bab VI disampaikan sebagai follow up atau pekerjaan rumah yang perlu dilakukan oleh pembaca. Buatlah narasi tentang manfaat atau pentingnya pembelajaran yang diterapkan sehingga pembaca akan tertarik untuk mencoba atau mengaplikasikannya sendiri.

1)      Daftar Isi

Daftar pustaka pada buku sama dengan daftar pustaka pada laporan PTK.

2)      Lampiran

Lampiran perlu dimasukkan jika mendukung isi buku: misalnya RPP, LKS, Kisi-kisi soal, dan soal, bila ada rubrik pengambilan data. Lampiran ini diperlukan untuk memudahkan pembaca jika ingin meniru atau memodifiikasi peneitian.

Selengkapnya tentang outline naskah buku dapat dilihat pada link youtube berikut :

MATERI 3 Memodifikasi #PTKjadiBUKU

https://youtu.be/VG_vIm6_eRo


1.       Teknik Mengembangkan Materi Buku

Selanjutnya diperlukan beberapa teknik untuk mengembangkan PTK yang berupa penelitian praktis agar layak cetak menjadi buku.

  1.          Diperlukan mengubah bahasa baku dengan cara memasifkan kalimat agar luwes dan lebih enak dibaca.
  2.          Hindari penomoran sub bab yang kaku seperti yang sudah menjadi hal paten pada penulisan laporan PTK. Berbeda dengan buku yang disajikan agar lebih mudah dinikmati oleh pembaca dengan bacaan yang mengalir.
  3.          Tambahkan kajian teori yang lebih luas untuk meningkatkan nilai manfaat dari buku yang akan diterbitkan sebagai buku referensi di bidang pendidikan. Browsing tentang materi terkait kemudian lakukan dengan cara memparafrase dan gunakan teknik Amati, Tiru dan Modifikasi agar tidak terkesan plagiasi.
  4. Pada bagian awal bab IV dahului dengan penjelasan bahwa buku ini disusun berdasarkan penelitian tindakan kelas. Jadi diberikan pengantar untuk pembahasan selanjutnya
  5. Berikan follow up bagi pembaca untuk mencoba menerapkan pembelajaran yang disampaikan. Intinya memberi inspirasi bagi pembaca untuk berkreasi sendiri.
  6. Hindari data mentah yang menunjukan responden. Jadi olah terlebih dahulu data yang tersedia agar mudah dipahami oleh pembaca
  7. Sertakan foto-foto pendukung kegiatan yang mampu menggambarkan dengan jelas kegiatan yang dilaksanakan. Sehingga pembaca akan lebih mudah menirukannya.
  8. Sertakan pustaka baru pada daftar pustaka yang dapat menjadi referensi lain bagi pembaca
  9. Sertakan naskah buku dengan kelengkapan ISBN yaitu : judul, kata pengantar, daftar isi, bab isi buku, profil penulis, daftar pustaka, synopsis dan cover belakang buku. Kelengkapan ini yang akan digunakan pada pengajuan ISBN yang prosesnya tidak instan.

Selengkapnya tentang teknik mengembangkan materi dari laporan PTK menjadi buku dapat dilihat pada : MATERI 4 Sembilan Teknik Mengembangan Materi Buku #PTKjadiBUKU

https://youtu.be/Uq0ryyB1GU8

 

sekiranya materi mengubah atau memodivikasi laporan PTK menjadi buku referensi pendidikan ini bermanfaat bagi banyak guru yang telah memiliki laporan PTK untuk bisa diterbitkan menjadi buku.

 

Semangat berkarya …

Monday, September 28, 2020

Blogging : Menulis di Blog

 

Narasumber : Pepih Nugraha

Narasumber kali ini menghadirkan Bapak Pepih Nugraha yang aktif menulis di blog bahkan membuat platform blog PepihNews. Beliau berbagi ilmu tentang menulis di blog. Menurut Pak Pepih, menulis blog atau blogging adalah menulis kehidupan yang ringan, hal-hal yang terjadi sehari-hari, baik yang kita alami maupun orang lain yang mengalaminya. Alangkah baiknya kita mula merekam, mencatat dan menuliskan setiap peristiwa yang kita alami, kemudian menuliskannya sebagai sebuah tulisan berupa laporan (citizen journalism), permenungan (opini) ataupun bentuk tulisan yang lainnya.

Blogging atau menulis di blog juga harus dilatih setiap hari seperti halnya bermain sepeda. Agar saat menaiki sepeda keseimbangan tetap terjaga, maka kita harus mengayuh pedal sepeda untuk mencari keseimbangan secara terus-menerus. Artinya, jangan pernah berhenti menulis.

Free Writing

Menulis di blog tidak perlu harus menunggu menjadi pakar dibidang tertentu baru kemudian menulis. Escaping atau menulis dengan melepaskan diri dari kepakaran dan kesukaan kita merupakan menulis di blog yang paling efektif.  Bidang apapun yang kita sukai atau kita kuasai akan memudahkan kita untuk menulis karena kita memiliki bekalnya atau minimal bersemangat menuliskannya. Setelah merasa nyaman dengan menulis hal-hal yang dikuasai dan yang disukai baru kemudian menulis apa saja (free writing). Baik escaping maupun free writing yang utama adalah dilakukan setiap hari. Sehingga Lama-kelamaan akan menemukan pola tersendiri dan menganggap menulis sebagai suatu kewajiban yang mengasyikan.

Intinya, mulailah menulis blog dengan teknik "free writing" atau mengarang bebas. Karena mengarang bebas maka kita harus bisa melepaskan diri (escape) dari kepakaran dan kesukaaan.

Berkaitan dengan mengarang bebas, berikut 4 patokan free writing menurut Pak Pepih untuk bisa dipedomani bagi para bloger :

1.       Melaporkan pandangan mata atau peristiwa

Mulailah peka pada keadaan sekeliling kita. Jangan anggap setiap kejadian itu tudak penting atau tidak perlu dipublikasikan. Misalnya ada pertengkaran tetangga di rumah sampai ada "piring terbang" segala, itu pun perlu kita catat. Kita cari tahu apa penyebabnya. Jika perlu ungkapkan kajian ilmiah atau teoritisnya semampu kita. Kejadian sehari-hari yang kita lihat bisa menjadi berita jika itu ditulis. Hal ini semata-mata untuk mengasah keingintahuan kita.

Sebetulnya, sekedar ingin tahu saja tidak cukup kalau tidak membuktikannya sendiri. Maka kita harus menyaksikan peristiwa itu terjadi, hadir di sana dan menggali informasi lebih detail. Terutama dengan menggunakan panca indera kita. Gunakan penglihatan dan pendengaran kita untuk merekam peristiwa. Karena apa yang kita lihat bisa menjadi berita.

2.       Menuliskan apa yang kita rasakan

Kita bisa menuliskan apapun di blog kita. Apa yang kita rasakan bisa jadi puisi. Perasaan senang, sedih ataupun galau bisa saja dicurahkan dalam bentuk puisi.

3.       Menuliskan apa yang kita pikirkan

Apa yang kita pikirkan bisa menjadi opini. Apapun sudut pandang kita terhadap suatu peristiwa atau kondisi bisa jadi mampu memberikan pandangan baru bagi orang lain.

4.       Menuliskan apa yang kita bayangkan

Imajinasi kita pun sangat berguna untuk menghasilkan tulisan. Seandainya kita mampu membayangkan suatu peristiwa atau kejadian maka kita pun mampu menuliskannya dengan lebih detail. Jadi apa yang kita bayangkan bisa jadi cerita fiksi yang menarik.

Kita bisa menuliskan apapun yang kita lihat dan apapun yang kita pikirkan, apapun yang kita rasakan dan apapun yang kita bayangkan di blog kita. Yang penting adalah menuliskan semua gaya itu dengan free writing. Tidak perlu takut tulisan kita tidak sesuai dengan aturan baku kepenulisan yang ada. itulah salah satu nilai lebihnya menulis di blog.

Kebanyakan orang sering bertanya bagaimana cara memulai menulis? Sebetulnya cukup sederhana, yaitu :

1)         Pertama gunakan kalimat tanya. Misalnya, Benarkah Pandemi Covid-19 tidak akan berakhir dalam waktu dekat? Cara membuka tulisan dengan pertanyaan itu paling mudah.

2)         Yang kedua, jadikan kalimat pertanyaan itu menjadi kalimat pernyataan. Sehingga kalimat itu bisa menjadi : Pandemi Covid-19 diperkirakan tidak akan berakhir dalam waktu dekat.

3)         Cara ketiga dengan kutipan. Mengambil utipan bisa dari orang terkenal atau dari kitab suci. Misalnya, Kebersihan sebagian dari iman. Atau pena wartawan lebih tajam dari pedang, kata Napoleon Bonaparte.

Bagaimana cara agar orang lain tertarik melihat blog pribadi kita?

Hal yang mampu membuat orang lain tertarik melihat blog pribadi kita adalah tulisan yang bermanfaat buat pembaca. Menulis mampu memberikan banyak manfaat bagi diri penulis sendiri maupun bagi orang lain. Ambil salah satu manfaat menulis, yaitu misalnya menulis untuk mendidik, menginformasikan, menginspirasi, menghibur dan lain-lain. Penulis perlu memilih salah satu manfaat bagi pembaca dari tulisan yang dibuatnya. Artinya penulis menentukan tujuan menulis.

Menulis apapun bentuknya, baik menulis opini, berita, puisi maupun cerita fiksi umumnya mengalami pergeseran tujuan. Jika awalnya hanya sekedar yang penting menulis maka tidak akan sama orientasinya ketika sudah sering menulis. Menulis memang tidak sekadar hal-hal yang penting perlu diangkat sebagai tulisan, karena hal-hal yang penting itu sudah diambil oleh media sebagai arus utama infoemasi. Maka bagi blogger, menulis yang lebih utama berkaitan dengan hal-hal yang menarik saja. Kemudian berusahalah untuk konsistem mengisi blog setiap hari dengan konten yang menarik.

Menulis di blog pribadi tentu saja tetap menggunakan prinsip 5W Plus 1H, karena suatu tulisan otomatis mengungkapkan hal tersebut. Contohnya ketika menulis surat yang sederhana sekalipun pasti ada 5W1H nya. Untuk siapa surat tersebut dibuat, perihal apa dan bagaimana maksu atau isinya pasti ada dalam surat tersebut. Apalagi dalam menulis, pati tulisan itu akan menyebutka menulis tentang apa, bagaimana dan siapa. Dan dari situlah pesan yang ingin disampaikan mampu ditangkap oleh pembaca.

Menulis Novel

Pak Pepih sendiri ternyata juga menulis Novel semenjak mahasiswa. Yang diperlukan dalam menulis novel adalah kesinambungan kerja. Usahakan jangan berhenti menulis sebelum ending novel.  Menulis Novel dapat dilakukan dengan gaya "nyicil". Misalnya minimal satu adegan satu hari. Yang penting penulis sudah menentuka plot atau alur cerita, apakah plot kronologis atau flash back. Kemudian  menetapkan dengan baik karakter-karakter nya mana yang keras, penyayang, pemarah dan sebagainya. Tentukan juga resolusi dan ending novel pada akhirnya. Dengan begitu kita akan mampu mempraktekkan menulis novel "on the go", yaitu menulis satu adegan sehari.

Mind Mapping

Untuk membantu memetakan pikiran dari sebuah ide besar maka seorang penulis membutuhkan Mind Map. Pemetaan pikiran itu diperlukan untuk memudahkan kita menyusun tulisan, termasuk mengorganisir pikiran dari big ideas atau back mind yang sudah ditentukan di kepala untuk sebuah tulisan. 



 Mind mapping merupakan metode yang dikenalkan oleh Buzan, seorang paedagog dari Inggris. Awalnya mind map ini digunakan agar setiap orang mempunyai pikiran/pemikiran terstruktur, dan ternyata mind mapping penggunaannya sangat luas. Mind mapping membuat pemikiran kita terstruktur, sistematis dan tidak meloncat ke luar masalah yang kita bahas.

Kesimpulan

Jadikan menulis itu menjadi kegiatan yang menyenangkan, yang dilakukan setiap hari seperti kita berlatih main piano. Jadikan menulis adalah hobi agar menjadi ringan saat dikerjakan. Jika sudah matang benar, tidak ada salahnya menulis sebagai sumber penghasilan.

Semangat terus menulis…


Sunday, September 27, 2020

Ngeblog di Kompasiana

 

Narasumber : Bapak Nurullah

Beruntung pada kesempatan kali ini kami peserta kelas Belajar Menulis Om Jay bisa mendapatkan pencerahan materi tentang ngeblog di kompasiana. Materi ini disampaikan langsung oleh Bapak Nurullah yang  saat ini bekerja sebagai chief operating officer atau singkatnya pengelola Kompasiana. Profesi beliau berkaitan dengan mengurus konten berita di kompasiana, mengurus komunitasnya, mengurus produk dan juga bisnis kompasiana. Artinya urusan Palugada di Kompasiana ditangani oleh Beliau.

Powerful Content

Secara umum Bapak Nurul ingin menyampaikan menyangkut kiat dan strategi Ngeblog di berbagai platform terutama di blog sosial Kompasiana. Materi tersebut berisi tentang “Powerful Content” yang mengarahkan kita agar memahami bagaimana membuat konten atau tulisan menarik yang memiliki kekuatan dari sisi isi dan dampaknya bagi para pembaca.


Dari materi tersebut, ada tujuh elemen dasar yang perlu kita ketahui dan terapkan agar memiliki konten yang powerful, yaitu:

1.       Ide yang genuine (asli ide kita bukan orang lain)

Karena dari ide yang baru itulah pembaca akan menemukan informasi baru yang mungkin saja saat itu sangat dibutuhkan. Sehingga ide baru itu menjadi sangat bermanfaat baginya meskipun sederhana.

2.       Pembuka tulisan

Buat tulisan pembuka yang langsung menggambarkan isi (to the point) dan tidak bertele-tele mengingat karakter pembaca online mudah dan cepat menutup atau kelur dari halaman blog. Ketika kita dalam tulisan yang tidak jelas atau terlalu berpanjang kata tanpa menjelaskan atau mengemukakan inti dari isi tulisan kita maka pembaca akan merasa bosan dan merasa tidak mendapat manfaat dari tulisan kita.

3.       Judul yang menarik

Karena judul menjadi “jualan” konten yang ada di situs web maka buatlah judul yang menarik, unik, menggelitik, singkat tetapi membuat penasaran atau justru mengandung pro-kontra yang mampu mengundang pembaca. Karena bagian pertama yang dibaca pasti judulnya.

4.       Adanya kebaruan (novelty)

Hal yang baru bisa berasal dari pengalaman atau persitiwa yang jarang diungkap oleh orang/media lain atau bahkan belum sama sekali ada yang membahasnya. Bisa jadi hal baru ini akan menjadi booming ketika diungkap di media.

5.       Tunjukkan pengalaman kita

Pengalaman tiap individu bisa jadi unik, karena tiap orang memiliki pengalaman yang tidak dimiliki oleh orang lain dan ini menjadi core value dari apa yang akan kita bagikan.

6.       Jangan lupa sisiplan gambar atau minimal ilustrasi

Terutama jika menyampaikan informasi berkaitan dengan even atau suatu peristiwa maupun kegiatan maka sematkan foto peristiwanya sebagai elemen tambahan dari suatu informasi

7.       Berikan solusi

Jika ada maka berikan solusi atas segala isu yang dibahas agar memiliki dampak positif kepada pembaca kita. Karena umumnya pembaca banyak yang mencari solusi dari suatu persoalan dengan searching di internet.

Materi selanjutnya berkaitan dengan target pembaca. Memahami kebutuhan pembaca menjadi hal yang tidak kalah penting ketika kita menulis di blog terlebih di platform blog. Kita harus benar-benar paham siapa target pembaca kita. Memetakan target pembaca bisa dimulai dari kita sendiri sebenarnya, yaitu dengan cara, pertama tentukan terlebuh dahulu siapa pembaca kita, selanjutnya yang kedua analisis kebutuhan pembaca, kemudian yang ketiga petakan keinginan dan kebiasaan mereka. Dari situ kita bisa lebih fokus dan tulisan kita sesuai sasaran.

Responsif dengan pembaca ketika ada komentar dan feedback merupakan cara  berinteraksi dengan audiens. Sekaligus kita harus benar-benar masuk ke dalam atau bisa bergabung dan berinteraksi melalui komunitas-komunitas.


        Pada elemen keempat terkait powerful konten, selanjutnya kita berbicara tentang kebaruan (Novelty). Berkaitan dengan kebaruan, ada dua hal yang bisa dijadikan alat untuk mendapatkannya yaitu pertama adalah intuisi dan yang kedua adalah kreativitas.

Intuisi adalah hal penting karena memiliki manfaat agar tulisan atau berita yang dibuat lebih atraktif dan komprehensif serta memiliki nilai kebaruan yang kuat. Intuisi sendiri sebenarnya modal kuat bagi para konten kreator bahkan bagi wartawan. Semua orang sejatinya memiliki intuisi sejak lahir. Namun, banyak yang tidak menyadari atau bahkan bisa jadi tumpul karena tidak pernah dipertaham. Untuk mempertajam intuisi dan memperkaya ide tulisan, berikut cara yang dapat dilakukan :

1)    Memperbanyak pengalaman dalam segala hal di segala bidang

2)    Banyak membaca dan mengkonsumsi pengetahuan baru agar kaya referensi

3)    Konsistensi dalam membuat konten atau tulisan

4)    Interaktif di lingkungan social

Di samping intusisi yang akan memperkaya ide kepenulisan, ada satu hal lain yang dapat dijadikan modal dalam menulis atau membuat konten yaitu menghibur. Seperti halnya peran jurnalisme, selain menginformasikan hal penting kepada khalayak, para jurnalis atau media juga diharapkan bisa menghibur. Konten tulisan yang menghibur, tidak harus dengan objek-objek dunia hiburan atau infotainment, tapi dengan penggunaan diksi atau kemasan konten yang atraktif.

Menulis di blog terlebih di platform blog maka kita sudah pasti akrab dengan yang namanya data. Tiap tulisan jika disertai dengan sajian data akan lebih valuable karena dapat menunjukkan keakuratan dan keabsahan dari sebuah konten. Di Kompas Gramedia saat ini, orang-orang yang memiliki kemampuan menghimpun dan mengolah data adalah orang-orang “mahal” dari sisi gaji dan perannya dalam perusahaan.

Begitu pula dengan sebuah tulisan. Jika disertai sajian data yang faktual akan sangat kuat dan berdampak serta mudah dicerna pesannya, meskipun memang tergantung bagaimana bentuk penyajiannya. Saat sekarang ini kita tidak perlu kesulitan, karena banyak tools atau perangkat yang memudahkan kita untuk menemukan dan mengolah data terutama tentang bagaimana bentuk sajiannya. Misalnya saja dalam bentuk infografis. Selain simple, sajian data dalam bentuk infografis mudah dicerna apalagi disertai dengan ikon atau gambar yang menarik dan relevan. Saat ini banyak aplikasi di smartphone yang bisa dimanfaatkan. Bahkan, kita bisa bikin data infografis sambil selonjoran

Bagaimana ngeblog di Kompasiana?

Saat ini, sejak 2018 Kompasiana bisa menayangkan 600-700 artikel per harinya yang berasal dari kompasianer. Ini luar biasa banyak, bahkan bulan Agustus lalu rata-rata perharinya itu sekitar 1.000 artikel/hari. Dalam sehari pembaca Kompasiana mencapai 2juta pembaca. Bagaimana caranya jika kita ingin ngeblog di Kompasiana? Berikut disajikan kiat atau guidelinenya dalam bentuk infografis.


            Dengan banyaknya artikel yang tayang tentunya kita harus pandai-pandai membuat konten dan strategi apa saja yanh diperlukan agar artikel kita menarik dan dibaca banyak orang. Setidaknya kita harus menerapkan strategi yang telah jabarkan di atas sebagai kuncinya.


Salah satu program Kompasiana, sejak 3 bulan lalu mencoba merangsang pelajar/mahasiswa untuk mulai ngblog di Kompasiana. Hasilnya pun luar biasa, dalam sebulan bisa mencapai lebih dari 3.000 artikel yang ditulis pelajar/mahasiswa. Action plan selanjutnya adalah berusaha merangkul para tenaga pengajar guru/dosen untuk berinteraksi di Kompasiana. Nantinya akan ada berbagai rangkaian kegiatan mulai dari lomba sampai sharing session. Semoga saja pada akhir tahun ini bisa segera terealisasikan. Bapak Nurul secara khusus mengajak para guru untuk aktiv mengajak anak didiknya menulis di Kompasiana. Bisa mulai dari menulis tugas sekolah sampai kepada ajang aktualisasi siswa

Sesi Sharing

Informasi yang menyampaikan bahwa ngeblog di kompasiana berbayar itu adalah berita yang tidak benar. Tidak ada klausul atau aturan yang mewajibkan user untuk membayar. Hanya saja saat ini tersedia Kompasiana Premium. Jadi beberapa bulan lalu Kompasiana meluncurkan program Kompasiana Premium yang merupakan alternatif atau pilihan bagi user atau visitor Kompasiana dalam mengakses Kompasiana tanpa adanya tampilan iklan dan akses lebih cepat serta tambahan fitur lainnya. Ini namanya lebih kepada paid account seperti Youtube Premium, Spotify dan lain-lain.

Tetapi Semua orang tetap bisa berkompasiana. Hanya saja jika menginginkan tampilannya  bersih dari iklan dan loadspeed yang cepat maka harus berlangganan. Bahkan uang yang didapat Kompasiana dari premium tersebut akan dikembalikan juga ke user atau kompasianer melalui loyalty program seperti k-rewards, lomba blog dan lain-lain.

Jadi di Kompasiana itu ada tiga jenis akun, yang pertama Akun Reguler yaitu Akun yang tidak melengkapi data diri dan scan identitas. Yang kedua Validated Akun (centang hijau) yaitu akun yang sudah tervalidasi dengan data dan scan identitas diri. Dan yang ketiga Verified Akun (centang biru) yaitu Akun yang memiliki konsistensi dalam mengangkat tema-tema tertentu serta tidak memiliki rekam jejak berkompasiana yang buruk atau biasa diberikan kepada tokoh publik. Ini merupakan bentuk apresiasi atas kontibusi terhadap akun tersebut.

Saat ini banyak penulis-penulis muda bahkan jumlahnya mendominasi di Kompasia. Dan yang termasuk Kompasianer lama kategorinya sudah lebih dari 3 tahun ngeblog di Kompasiana jumlahnya masih banyak meskipun intensitas postingnya tidak semasif dahulu. Biasanya aktif dalam berkomentar dan memberikan rating.

Kompasiana sebagai platform akan menjaga data pengguna bahkan untuk kebutuhan bisnis sekalipun. Apabila ada permintaan data pengguna maka kompasiana akan mengarahkan pihak yang membutuhkan untuk mengontak langsung pengguna tersebut melalui fitur pesan di Kompasiana. Intinya apabila ada pihak yang meminta data pengguna maka pemilik akun harus mengetahui.

Kompasiana menyediakan beberapa program yang memberikan peluang kepada Kompasianer dalam memonetasi kontennya. Misalnya ada loyalty program K-Rewards. Ada juga affiliation program seperti Narativ (Content Marketing Indluencer), Community Affiliation dan lain-lain. Semuanya memberikan kompensasi atau insentif yang didapat dari pihak sponsor di Kompasiana.

Secara teknis, agar artikel kita banyak dibaca orang maka kita harus tahu apa yang sedang dibutuhkan oleh banyak orang atau disesuaikan dengan trend. Karena sebetulnya semua konten yang ditayangkan secara online akan terindeks di mesin pencari. Dari mesin pencari tersebutlah pembaca masuk ke tulisan kita.

Kita dapat mengetahui trend yang sedang banyak dicari dari Contribution level trafik yang paling tinggi dari mesin pencari (google dan sejenisnya) Di Kompasiana. Termasuk penggunaan judul yang relevan dan atraktif serta keyword yang sesuai bisa membantu agar orang mudah menemukan artikel kita melalui mesin pencari tersebut.

Secara garis besar, menulis di blog platfrom seperti kompasiana atau blog pribadi selain harus memiliki kemauan dan ketekunan serta pemahaman akan teknis menulis, harus disertai juga dengan strategi agar apa yang kita tayangkan dibaca banyak orang dan memiliki dampak yang positif. Selain itu para kreator konten baik berupa text, foto dan video dituntut juga untuk memasarkan karyanya, itulah kenapa sekarang sering terdengar istilah-istilah content marketing, influencer marketing dan lain-lain.

Sekarang ini banyak sekali yang mengalami seperti ibu stress, bahkan Beliau pun pernah ketika awal-awal Bekerja Dari Rumah. Rasa sangat tidak nyaman karena minim interaksi langsung dengan rekan kerja. Tapi kemudian pelan-pelan mulai semangat kembali dan sudah terbiasa karena mampu mengelola stres dengan memaksimalkan hobi atau sesuatu hal yang bisa membuat kita happy. Misal, bercocok tanam, merawat burung dan bersepeda. Jadi, kalau pertanyaannya bagaimana caranya mengembalikan semangat dan ide dalam menulis yang stagnan maka buatlah pikiran happy terlebih dahulu dengan melalukan hal-hal yang kita sukai. Perlahan akan kembali memiliki semangat dan pastinya ide akan mulai bergulir.

Semangat berkarya.

Thursday, September 24, 2020

Terbitkan Bukumu

 Narasumber : Brian Prasetyawan

 

Semangat Menulis

        Guru Sekolah Dasar bernama lengkap Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd ini kembali memberi semangat kepada para peserta di group belajar menulis Om Jay. Beliau yang puluhan tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak akan memaparkan beberapa langkah yang harus dilakukan oleh peserta kelas belajar menulis untuk bisa mendapatkan sertifikat pelatihan.

      Pak Brian ini memulai aktivitas menulis di tahun 2009 pada blog pertamanya www.prazetyawan.com. Dengan bergabung  di grup belajar menulis Om Jay, Beliau merasa mendapat pengalaman dan wawasan yang luar biasa. Sehingga setelah selesai di grup belajar menulis gelombang 4, beliau memutuskan membantu Om Jay untuk mengurus sertifikat pelatihan bagi peserta belajar menulis yang telah berhasil menuntaskan tugasnya.



        Tahun 2020 ini Pak Brian sudah berhasil menerbitkan tiga judul buku, yaitu Blog Untuk Guru Era 4.0 (Januari 2020), Aksi Literasi Guru Masa Kini (Mei 2020) dan Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari (Juni 2020). Berbagai buku antoalogi juga beliau aktif sebagai penulis bersama dengan banyak penulis lainnya. Meskipun demikian, beliau masih merasa sebagai pemula dalam dunia menulis. Beliau juga aktif di beberapa komunitas guru bloger. Inilah aktifitas Pak Brian yang luar biasa disamping profesi utamanya sebagai guru di SD Negeri Sumur Batu 01 Pagi Jakarta.

 

Kelulusan Pelatihan

        Kali ini Pak Brian akan membahas hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan kumpulan resume untuk menjadi naskah buku sebagai syarat lulus dari pelatihan Belajar Menulis bersama Om Jay. Jadi peserta pelatihan dinyatakan lulus dan mendapat sertifikat pelatihan setelah menerbitkan buku.

        Untuk mengajukan sertifikat pelatihan syaratnya peserta mengisi dua form, yaitu pertama mengisi form pengajuan sertifikat pada link https://pelatihanbelajarmenulis.blogspot.com/2020/06/form-pengiriman-naskah.html.

    Selanjutnya setelah buku terbit kemudian peserta mengisi form bukti buku terbit pada link https://pelatihanbelajarmenulis.blogspot.com/2020/06/form-bukti-buku-terbit.html. Jika kedua form itu telah diisi, maka sertifikat akan diberikan. Jadi alurnya adalah : kumpulan resume disatukan => isi form pengajuan sertifikat => naskah kirim ke penerbit => buku terbit => isi form bukti buku terbit => sertifikat diberikan. Inilah bukti keseriusan para peserta kelas Belajar Menulis.

        Untuk mendapatkan sertifikat pelatihan Belajar Menulis sebenarnya buku yang diterbitkan tidak harus kumpulan resume. Buku yang dapat diterima sebagai syarat lulus yaitu buku kumpulan resume, buku tema bebas karya sendiri bukan antology atau buku lain yang sudah terbit tahun 2020. Namun karena yang paling mudah adalah buku kumpulan resume, maka sebagian besar peserta memilih membuat buku kumpulan resume. Jadi pembahasan kali ini spesifik pada pembuatan buku kumpulan resume.

    Jumlah resume yang dimasukkan dalam naskah buku minimal 20 resume atau boleh lebih. Seluruh resume digabung dalam satu file word beserta kelengkapan naskahnya yaitu : cover ( judul buku dan nama penulis saja), kata pengantar, daftar isi (tanpa nomor halaman), profil penulis, sinopsis (3 paragraf. masing-masing paragraf 3 kalimat).

Urutannya naskah buku yang akan diajukan kepada penerbit adalah  : Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi, Isi naskah, Profil Penulis, Sinopsis. Kemudian atur setting kertasnya dengan ukuran kertas A5 (14x20cm) menggunakan huruf times new roman ukuran 12, Spasi 1,5 dan Margin 2 cm semua dan buat dalam paragraf rata kiri-kanan (justify). Sehingga dengan setting tersebut, kita jadi tahu berapa jumlah halaman buku kita nanti. Meskipun sebetulnya untuk setting kertas tersebut tergantung dari masing-masing penerbit.

 

Merapikan dan Mengedit Naskah

Jadi ketika naskah buku kita akan dikirim ke penerbit, usahakan naskah sudah rapi. Maka kita wajib memabca ulang lagi tulisan setiap bab untuk kroscek adakah penulisan atau format tulisan yang kurang tepat. Beberapa hal yang harus diperhatikan:

1.      Paragraf di setting justify (rata kanan-kiri)

2.      Judul bab tidak pakai angka latin. Kalau mau pakai nomor, pakai romawi

3.      Pastikan Jenis, ukuran, dan warna huruf sama semua. Jangan sampai ada huruf ukuran 12, lalu di bab lain ada ukuran 13. Warna huruf hitam semua, jangan ada yang abu-abu.

4.      Pastikan tidak ada penulisan yang disingkat-singkat seperti: blm, yg, tdk, masing2, dan lainnya

5.      Minimalkan penggunaan penomoran/poin-poin. Supaya naskah lebih rapi. Kalau mau pakai penomoran/poin-poin, gunakan numbering/bullets

6.      Setiap bab baru selalu dimulai di halaman baru. Jangan gabung dengan bab sebelumn

Sebenarnya semua hal itu bisa dideteksi dengan membaca ulang naskah dan kita memposisikan diri sebagai pembaca. Jadi jangan hanya sekadar kumpulan resume disatukan. Dilihat juga, apakah kelihatan sudah rapi atau belum

Gaya Penulisan.

Pada awalnya resume materi pelatihan berbentuk seperti laporan. Namun ketika akan dibukukan maka perlu agak dirombak sehingga kumpulan resume menjadi kumpulan cerita pengalaman (true story), jadi tidak perlu ada bagian identitas resume seperti tanggal, nama narasumber,  tema materi atau pertemuan keberapa. Namun semua itu tetap bisa dituliskan dengan cara penulisan lain, yaitu berbaur dan mengalir dalam rangkaian cerita, jadi ditulis dalam bentuk paragraph. Biasanya satu resume berarti satu bab, maka jika ada 20 resume berarti ada 20 Bab dalam satu buku resume.

Isi naskah tidak sekadar materi atau perkataan-perkataan dari nara sumber, bisa disisipkan bagaimana perasaan penulis ketika menerima materi tersebut. Atau memberi pendapat terhadap materi yang disampaikan narasumber, atau dikaitkan dengan pengalaman pribadi. Jadi dalam naskah buku kita justru tonjolkan sisi pribadi kita sebagai penulisnya. Karena kita yang sedang bercerita dan bukan narasumber. Jika narasumber berkata "saya" maka kita ubah menjadi "beliau" atau kita sebut namanya. Kalimat langsung narasumber sesekali boleh ditulis, tapi gunakan ketentuan cara menulis kalimat langsung. Dan Sesi tanya jawab boleh disertakan tapi disajikan dalam bentuk narasi/deskriptif bukan dalam bentuk Tanya dan jawab.

Dalam hal ini untuk mendapatkan sertifikat pelatihan menulis, tidak ada  batas waktu penerbitan buku dan tidak ada batas panjang tiap resume. Jadi kapan pun buku terbit bisa diterima untuk dibuatkan sertifikat pelatihannya. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam naskah buku yang akan diterbitkan yaitu :

1.      Biodata narasumber bisa dimasukkan dalam rangkaian cerita.

2.      Boleh masukkan gambar tapi jangan terlalu banyak dan memang sangat perlu ilustrasi gambar. Karena buku akan makin tebal. Makin tebal makin tambah biaya cetak.

3.      Urutan resume tidak harus urut waktu pertemuan

4.      Tidak ada batas minimum tebal naskah. Biasanya naskah kumpulan resume justru lebih dari 80 halaman A5

Peserta pelatihan Belajar Menulis bebas menentukan penerbit sendiri, tidak ada ketentuan harus terbitkan dimana. Jika menerbitkan buku pada Penerbit Indie yang artinya penerbit pasti menerbitkan naskah tapi biaya penerbitan ditanggung penulis maka penulis mendapatkan fasilitas penerbitan berupa : Desain cover, ISBN, Layout, Edit ringan, Buku bukti terbit, dan E-Sertifikat.

Merapikan Naskah

Menyiapkan naskah tidak perlu tergesa-gesa untuk segera dikirim ke penerbit. Tapi akan lebih baik lagi jika penulis dapat memastikan bahwa naskah sudah rapi terlebih dahulu. Setiap buku yang akan terbit sebaiknya diberikan kepada beberapa orang ahli untuk mendapatkan kata pengantar. Jadi naskah buku sebelum diterbitkan terlebih dahulu dibaca oleh orang-orang terkenal atau yang lebih berilmu tentang buku tersebut kemudian penulis meminta untuk dibuatkan kata pengantar dari mereka. Banyak peserta belajar menulis yang minta Om Jay menulis kata pengantar untuk buku yang akan diterbitkan. Tapi jika kata pengantar ditulis orang lain maka penulis tetap membuat prakata. Penulis juga membuat sinopsis agar pembaca penasaran dengan isi buku. Sinopsis yang makin membuat penasaran maka makin bagus. Umumnya waktu pengerjaan buku di penerbit kurang lebih 1 bulan.

 

Jadi intinya yaitu jangan buru-buru mengirim naskah ke penerbit. Jangan hanya sekadar kumpulan resume yang disertai kelengkapan naskah. Pastikan bahwa naskah juga rapi baik dari sisi tampilan maupun penulisan. Harapannya naskah dari peserta sudah rapi. Saya cukup menjadi penghubung ke penerbit. Baca ulang lagi seluruh tulisannya sebelum dikirim. Semoga cita-cita menerbitkan buku akan segera terwujud.