Wednesday, September 23, 2020

Menulis Akademik : Jurnal dan Makalah

 

Menulis Akademik

 

Narasumber : Imam Fitri Rahmadi

Dosen Universitas Pamulang

Mahasiswa PhD Johannes Kepler Universität Linz Austria

Penerima beasiswa Indonesia – Austria Scholarship Programme (IASP)

 

 Materi kali ini menjadi motivasi tersendiri bagi para peserta di kelas Belajar Menulis Om Jay bahwa menuntut ilmu itu diperlukan tekat kuat agar mampu melewati perjalanan panjang meraih cita-cita. Demikian juga bagi bapak ibu guru yang bercita-cita menerbitkan buku pun sama bahwa diperlukan tekat kuat untuk mampu melewati prosesnya.

Berbeda dari materi biasanya di kelas Belajar Menulis yang kebanyakan memberikan motivasi untuk mulai menulis dan menerbitkan buku. Materi ini berkaitan dengan menulis akademik yang memiliki prosedur maupun tata tulis yang berbeda dari menulis secara umum. Artinya diperlukan kajian teori kepenulisan yang umumnya belum diminati oleh guru. Materi ini disampaikan oleh seorang dosen yang tengah menjalani studi PhD di Austria sehingga langsung bersama pakarnya yang sudah berpengalaman. Beliau adalah Bapak Imam Fitri Rahmadi.

Perjalanan Meraih Beasiswa PhD

Membaca perjalanan panjang Bapak Imam Fitri Rahmadi untuk mendapatkan beasiswa PhD di Austria pada laman : https://tigabelase.wordpress.com/category/road-to-phd membuat kita tersadar kembali bahwa diperlukan perjuangan untuk meraih cita-cita. Tentu saja mengarungi perjuangan yang tidak mudah itu membutuhkan motivasi besar yang mampu mengalahkan penat silih berganti. Jika motivasinya tidak besar maka sedikit penat akan mampu memupus harapan dan berakhir dengan terlupakannya cita-cita besar.


 Tergambar cuplikan persiapan diri dan perjuangan yang Bapak Imam lewati selama 4 tahun untuk bisa mendapatkan beasiswa studi PhD ke luar negeri. Dari mulai mengenyam 5 kali belajar bahasa Inggris di berbagai tempat dan menjalani 4 kali tes bahasa inggris resmi dengan biaya yang tidak murah. Kemudian  melamar beasiswa hingga 9 kali dan beruntung 3 diantaranya dipanggil wawancara. Pada tahun 2019 Beliau kembali semakin banyak mendaftar beasiswa dan dipanggil wawancara. Puji syukur satu beasiswa di dapat kemudian mengikuti persiapan keberangkatan. Dan akhirnya pada tanggal 13 November 2019 sampai di Austria.

Peserta Belajar Menulis dibuat kagum dengan Bapak Imam yang masih muda tetapi sudah berburu ilmu hingga ke luar negeri yang tentu saja harus sudah berbekal ilmu yang mencukupi. Perjalanan menuju beasiswa PhD ke luar negeri telah diabadikan pada Laman blog tigabelase.wordpres.com. Beliau juga  membagikan tips dan trik bagaimana cara menyusun dokumen utama studi PhD, meliputi; 1) research proposal; 2) motivation letter; dan 3) curriculum vitae. Dan juga bagaiaman cara menghubungi profesor sebagai calon supervisor dan menghadapi wawancara beasiswa.

Bagi civitas akademik, baik guru, dosen maupun mahasiswa seringkali dihadapkan pada tuntutan untuk menyusun karya tulis akademik. Baik dalam bentuk makalah, laporan, skripsi, jurnal, thesis maupun bentul tulis lainnya. Keterampilan menulis secara akademik sangat dibutuhkan oleh masyarakat akademik termasuk guru. Guru perlu memiliki kemampuan menulis akademik yang baik untuk menyusun laporan penelitian tindakan kelas (PTK) dan/atau menulis artikel jurnal.

 

Materi ini membahas dasar menulis akademik meliputi:

1.       Pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf

2.  Lebih lanjut membahas penyusunan paragraf: kelogisan dan kepaduan paragraf, kata penghubung, serta bentuk dan jenis paragraf

3.       Penyusunan paragraf persuasif yang sangat dibutuhkan dalam menulis akademik

4.       Persamaan antara paragraf, esai, dan artikel jurnal

5.       Perbedaan antara makalah dan artikel jurnal

Materi disajikan dalam bentuk gambar dengan penjelasan singkat disertai tautan video untuk dipelajari lebih lanjut. Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=aQGL1zKfTV0

 

Apa itu Penulisan Akademik?

Pengertian paling sederhana penulisan akademik atau academic writing adalah penulisan non-fiksi yang ditulis sebagai bagian dari tugas atau pekerjaan akademik seperti menulis makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan artikel jurnal.

Penulisan akademik bertujuan untuk menyampaikan pengetahuan dan pemahaman tentang suatu topik secara persuasif, formal, dan objektif. Gaya penulisan yang persuasif, formal, dan objektif sekaligus merupakan karakter dari penulisan akademik. Menulis akademik bermaksud untuk membangun dan menyampaikan argumen dengan gaya formal dan mengikuti kaidah-kaidah baku yang berlaku secara objektif sesuai dengan data dan fakta yang ada.

Sebagaimana definisi penulisan akademik yang merupakan tulisan yang ditulis pada suatu topik tertentu. Maka, sebelum bisa menulis secara mendalam, harus banyak membaca referensi sesuai dengan topik yang akan ditulis. Hal ini juga yang membedakan proses menulis pada umumnya dengan proses menulis akademik. Salah satu ciri khas proses menulis akademik yang tidak ada dalam proses menulis pada umumnya adalah adanya proses mencari dan mengevaluasi referensi yang relevan dari buku, artikel jurnal, dan sumber lainnya. Hal ini juga yang membedakan antara wartawan dengan penulis akademik. Wartawan bisa menulis beragam topik namun lebih sering berada pada permukaan saja. Sebaliknya, penulis akademik biasanya berfokus pada satu topik yang ditulis secara mendalam. Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=DiLIKbsB7so

 

Berikut dasar-dasar menulis akademik :

1.       Pemilihan Kata

Dasar menulis akademik yang paling mendasar adalah terkait dengan pemilihan kata. Pemilihan kata sangat menentukan rasa tulisan. Istilahnya adalah diksi, yaitu pemilihan kata yang tepat dan selaras untuk menulis kalimat sesuai dengan tujuan dan konteks penulisan. Antara penulisan personal, formal, dan akademik, kata yang digunakan bisa sangat berbeda meskipun dimaksudkan untuk mengungkapkan hal yang sama. Sebagai contoh, coba cermati tiga kalimat dalam gambar.


Berbeda satu kata saja dapat merubah rasa kalimat. Antara ngobrol-ngobrol, berbincang-bincang, dan berdiskusi, ketiganya sama-sama menggambarkan proses bertukar informasi antara para guru dengan kepala sekolah. Namun, kata ngobrol-ngobrol terasa lebih personal, kata berbincang-bincang terasa lebih formal, sedangkan kata berdiskusi terasa lebih akademik.

Menulis akademik dalam bahasa Indonesia maka penulis harus memilah sendiri kata yang akan digunakan. Berbeda dengan bahasa inggris yang memang sudah terpisah antara General English berkaitan dengan kosa kata secara umum dan academic English yang merupakan kosa kata akademik.

Penulisan kata ganti personal orang pertama, orang kedua maupun orang ketiga sebaiknya dihindari. Yaitu dengan cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Inilah kaidah menulis akademik, yaitu menggunakan kalimat pasif. Jadi perlu ditinjau ulang untuk dapat menyimpulkan apakan tulisan kita menyuguhkan rasa personal, formal ataukah sudah akademik. 

Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=qO3JcM_5sCg

 

2.       Penulisan Kalimat

Terdapat beberapa jenis bentuk kalimat. Kalimat yang baik terdapat unsur-unsur SPOK yaitu Subjek, Predikat, Objek dan Keterangan. Terdapat aneka bentuk kalimat majemuk yang perlu diterapkan dalam tulilsan agar tidak terkesan monoton dan memiliki rasa akademik. Kalimat dapat berbentuk sederhana (simple sentence), gabungan (compound sentence), dan kompleks (complex sentence) yang apabila ketiganya digabung menjadi kalimat campuran.

Kalimat gabungan dibuat dengan menambahkan salah satu kata dari singkatan FANBOYS: For (untuk), And (dan), Nor (maupun), But (tetapi), Or (atau), Yet (namun), So (sehingga). Sedangkan kalimat kompleks dirangkai dengan menambahkan kata seperti when (ketika), after (setelah), because (karena), since (sejak), although (meskipun), while (sementara), dan lainnya. Cermati contoh pada gambar berikut.


Penulis akademik harus menerapkan variasi kalimat dalam setiap paragraph agar tulisan lebih menarik dan lebih memiliki rasa akademik.

Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=eS8GM77jBmo

 

3.       Penyusunan Paragraf

Penyusunan paragraph yang baik dan benar merupakan kaidah menulis akademik berikutnya. Paragraf adalah kumpulan kalimat yang mempunyai satu kalimat topik (topic sentence) ditambah dengan beberapa ide pengontrol (controlling idea) sebagai ide pokok atau gagasan utama (main idea) dan beberapa kalimat penjelas (supporting sentences) sebagai detail yang menjelaskan ide pokok. Dengan kata lain satu paragraph memiliki satu induk kalimat dan beberapa anak kalimat. Jika dibutuhkan bisa ditambahkan kesimpulan. Paragraph dikatakan baik jika memiliki unsur ini, yaitu satu kalimat topic, beberapa kalimat penjelas dan kalimat kesimpulan jika diperlukan.

Namun, dalam penulisan akademik, paragraf lebih dilihat sebagai sebuat esai mini yang bermula dan berakhir pada satu topik tertentu. Paragraf memiliki format serupa layaknya sebuah esai meliputi pembuka, inti, dan penutup.

Contoh paragraf yang baik dapat dilihat pada gambar berikut.

 


Menyusun paragraph agar tulisan lebih menarik dan lebih memiliki rasa akademik maka perlu menerapkan variasi kalimat. Caranya cukup sederhana, yaitu tulis kalimat topic dalam bentuk kalimat sederhana. Kemudian berikan variasi bentuk kalimat pada beberapa kalimat penjelas berikutnya. Hindari menggunakan kalimat gabungan dan kompleks pada gagasan utama, artinya kalimat topic disusun dalam bentuk sesederhana mungkin dan spesifik. Sebaliknya lakukan aneka variasi kalimat pada beberapa kalimat penjelas dan diperhalus transisinya dengan menggunakan beberapa konjungsi atau kata penghubung.

Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=rSYRYLd-vRw

 

4.       Kelogisan dan Kepaduan Paragraf

Membahas penyusunan paragraf yang baik bersinggungan erat dengan konsep coherence and cohesion atau kelogisan dan kepaduan sebuah paragraf. Kelogisan dalam paragraf yang dimaksud adalah logis idenya. Konsep ini berurusan dengan koneksi ide ingin disampaikan pada level ide suatu paragraph. Kelogisan paragraf banyak berkaitan dengan memainkan aspek retoris yang digunakan untuk menata ide dengan menggunakan  organisasi dan kejelasan ide, pengembangan dan dukungan argumen, serta sintesa dan integrasi rujukan. Jadi koherensi lebih focus pada ide dalam suatu paragraph yang banyak memainkan aspek retoris bukan dan dari segi bahasanya.


Kepaduan dalam paragraf mengarah pada bentuk kalimat dan paragraf yang padu. Ini lebih menekankanpada strukturnya dan bukan pada idenya. Konsep ini berkaitan dengan koneksi ide pada level kalimat dan paragraf dengan berfokus terhadap aspek penggunaan tata bahasa. Jika sudah membahas kohesi maka yang menjadi focus untuk diperhatikan adalah gramatika, pengulangan kata atau ide dengan sinonim, dan penggunaan kata penghubung.

Jadi perbedaannya kalau kelogisan atau koherensi bermain pada tatanan ide sedangkan kohesi atau kepaduan bermain pada tatanan bahasa.

Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=_ZdgqL9cThI

 

5.       Kata Penghubung

Kata penghubung atau dalam bahasa Inggris disebut linking words adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat yaitu antara kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, dan kalimat dengan kalimat. Jadi kata penghubung berfungsi menghubungkan kalimat dalam satu paragraph maupun antar paragraph. Hal ini berkaitan dengan kohesi untuk mengaitkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.

Kata penghubung dikategorikan berdasarkan fungsi spesifik dalam mengubungkan ide dan pada kalimat dan/atau paragraf. Fungsi spesifik yang dimaksud meliputi penambahan, kontras, urutan, hasil, penekanan, perbandingan, ilustrasi, kesimpulan, dan lainnya. Beberapa contoh kata penghubung dapat dilihat pada gambar.


Memilih dan menggunakan kata penghubung yang sebetulnyatepat cukup sederhana yaitu tergantung pada maksud dan tujuan penulis merangkai kalimat atau paragraf.

Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=f4hUHWBd5NI

 

6.       Bentuk Paragraf

Bentuk paragraf dibagi menjadi tiga, yaitu paragraf deduktif, induktif, dan campuran. Paragraf deduktif meletakkan gagasan utama pada kalimat pertama dengan penjelasan dari umum ke khusus. Paragraf induktif meletakkan gagasan utama pada kalimat terakhir dengan penjelasan dari khusus ke umum. Paragraf campuran merupakan gabungan antara paragraf deduktif dan induktif yang lebih sering berpola deduktif terlebih dulu disambung dengan pola induktif.

Menulis akademik sebaiknya menggunakan paragraf deduktif supaya tulisan mudah dipahami. Gagasan utama yang terletak pada kalimat pertama memudahkan pembaca untuk langsung mendapatkan ide pokok paragraf di awal. Dengan penjelasan dari umum ke khusus dalam suatu paragraph sehingga memudahkan pembaca memahami tulisan. Jadi menulis akademik akan lebih baik menggunakan paragraph yang sederhana agar pembaca langsung mendapat ide pokok paragraph.

Berbeda dengan paragraph induktif yang menuliskan dari umum ke khusus sehingga pembaca harus tuntas membaca sampai akhir paragraph untuk mengetahui ide pokoknya.

Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=4vLM4WdYQWw

 

7.       Empat Jenis Paragraf

Terdapat empat jenis paragraf meliputi paragraf deskriptif, naratif, ekspositori, dan persuasif dengan fungsi masing-masing. Paragraf deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan sesuatu atau seseorang. Paragraf naratif digunakan untuk menarasikan cerita atau runtutan peristiwa yang digunakan untuk menarasikan cerita atau runtutan peristiwa yang ditandai dengan adanya alur cerita. Paragraf ekspositori berguna untuk menunjukkan alur proses atau prosedur melakukan sesuatu.

Paragraf persuasif berperan meyakinkan pembaca untuk menerima atau memahami argumen berdasarkan fakta dan data yang disampaikan dengan menggunakan berbagai perangkat retoris. Semua jenis paragraf diperlukan untuk menulis akademik sesuai dengan fungsinya. Namun menulis akademik, terutama untuk penulisan artikel jurnal, harus banyak menggunakan paragraf persuasif. Terlebih untuk menulis bagian pengantar maka akan lebih menitikberatkan pada argument dibandingkan cerita. Dan pada bagian hasil pun tidak bisa disampaikan dengan bercerita tetapi berargumen mengangkat temuan penting dalam hal keilmuan.

Jadi penulis harus menyadari jenis paragraph yang ditulis karena masih banyak kelemahan penulis yang belum banyak menekankan argument hanya lebih banyak cerita dalam menulis akademik. Karena untuk berargumen berdasarkan data dan fakta maka diperlukan tulisan dalam bentuk paragraph persuasive, termasuk menggunakan perangkat retoris yaitu kohesi dan koherensi paragraph.

 

 Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=1Mpczv0pAoo

 

8.       Paragraf Persuasif

Paragraph persuasive dalam bahasa inggris disebut sebagai argumentative paragraph atau paragraph argumentative. Mengigat peran pentingnya dalam menulis akademik, perlu dibahas lebih mendetail cara menyusun paragraf persuasif yang penyusunannya sedikit berbeda karena memiliki komponen khusus. Kalimat topik dalam paragraf persuasif berisi klaim dan alasan rasional untuk menunjukkan posisi. Klaim ini dan alasannya dapat ditulis dengan kata mengapa. Jadi kalimatnya spesifik dan dilengkapi dengan alasannya. Kalimat penjelas berupa data sebagai bukti terdiri dari informasi detail, contoh, fakta, atau statistik yang dipilih dengan selektif dan spesifik. Sesekali harus menyuguhkan argumen berlawanan atau counterclaim untuk menunjukkan bahwa penulis sadar adanya posisi alternatif. Terakhir, terdapat warrant sebagai penjelasan dan analisis untuk menarik kesimpulan spesifik dari klaim. Warrant ini bersifat opsional jika diperlukan sebagai analisis dari klaim, counter claim dan penjelasannya.

Pengutipan fakta atau data yang tidak dibalut dengan klaim dan warrant akan mengakibatkan karya tulis akademik hanya sekedar menempelkan beberapa fakta atau data yang ada. Supaya antar paragraf, terutama paragraf intinya nyambung, harus ada thesis statement (pernyataan penulis) yang jelas dalam paragraf pembuka. Kemudian kata kunci dalam thesis statement pada paragraf pembuka tersebut dijadikan kalimat topik pada setiap paragraf inti dengan dilakukan pengulangan kata kunci namun diparafrase (dibahasakan dengan istilah lain menggunakan sinonim). Terakhir agar penutupnya bagus, kembali lagi, thesis statement di paragraf pembuka diulang di paragraf penutup dengan diparafrase.

 


Berikut contohnya.

Klaim – posisi.

Contoh: Kekerasan TV memiliki efek berbahaya pada anak-anak (mengapa?) karena mereka cenderung mengadopsi nilai-nilai dari apa yang mereka lihat, (mengapa?) sebagaimana mereka tidak dapat membedakan fiksi dari kenyataan.

Data – bukti.

Contoh: Smith (1999) menemukan bahwa anak-anak berusia 5-9 tahun yang menonton TV lebih dari tiga jam sehari 25% lebih mungkin mengatakan bahwa apa yang mereka tonton di TV “benar-benar terjadi”.

Klaim balik – posisi berlawanan.

Contoh: Kita mungkin berpendapat bahwa anak-anak ini sudah memiliki nilai-nilai kekerasan, tetapi Jones (2001) anak-anak dengan dan tanpa kecenderungan terhadap kekerasan sama-sama tertarik pada hiburan kekerasan.

Waran – penjelasan dan analisis.

Contoh: Ketika anak-anak berulang kali terpapar nilai-nilai tertentu dalam bentuk yang menarik, mereka menggunakan nilai-nilai itu untuk menyusun dunia mereka, dan karena itu mereka akan lebih siap menerima dan menggunakan kekerasan.

Warrant dalam paragraf pada umumnya itu seperti kesimpulan yang sifatnya opsional. Seperti contoh di atas, warrant menganalisis klaim, data, dan klaim berlawanan dengan seolah menyimpulkan ketiganya. Warrant itu seperti sintesa dari ketiga komponen paragraf argumentatif sebelumnya.

Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=gsydh8tgDng

 

9.       Persamaan antara Paragraf dengan Esai

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, paragraf dalam sudut pandang penulisan akademik lebih didefinisikan sebagai sebuah esai mini yang bermula dan berakhir pada satu topik tertentu.  Melihat dari segi format paragraf dan esai memang serupa, yaitu terdiri dari pembuka, inti, dan penutup. Pola yang diawali dengan pembukaan, diisi dengan inti, dan diakhiri dengan penutup berlaku baik pada paragraf maupun esai. Jadi paragraph dan esai memiliki kesamaan. Paragraf dibuka dengan kalimat topik, diisi dengan kalimat penjelas, kemudian diakhiri dengan kalimat penutup. Esai dibuka dengan paragraf topik, diisi dengan paragraf penjelas, terus diakhiri dengan paragraf penutup.

Struktur artikel yang bagus terdiri dari judul kemudian pembuka dilanjutkan dengan isi atau inti dari suatu karya tulis dan diakhiri dengan kesimpulan atau penutup. Artikel jurnal juga memiliki format atau pola yang hamper sama.

Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=rqUlfQsQmIg

 

10.   Persamaan antara Paragraf, Esai, dan Artikel Jurnal

 Lebih lanjut ternyata pola pembuka, inti, dan penutup berlaku juga pada artikel jurnal. Sistematika pada makalah, skripsi, tesis, disertasi sepertinya juga menggunakan pola tersebut. Nah, berarti sebetulnya, pola menulis akademik itu serupa mulai dari yang paling sederhana dalam menulis paragraf hingga yang lebih kompleks seperti menulis skripsi dan artikel jurnal. Apakah kesamaan pola tersebut sudah anda sadari sebelumnya?

Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=wbipt_QApGg

 

11.   Perbedaan antara Makalah dengan Artikel Jurnal

Seringkali mahasiswa memiliki persepsi bahwa karya tulis makalah adalah sama dengan artikel jurnal. Padahal keduanya berbeda. Makalah dengan artikel jurnal sangat berbeda. Berdasarkan tujuan, makalah ditulis sebatas sebagai upaya menginformasikan sesuatu, sedangkan artikel jurnal bertujuan untuk meyakinkan pembaca.

Penulisan makalah berbasis topic dan hanya terbatas pada menginformasikan topik, tetapi artikel jurnal ditulis berbasis pertanyaan yang biasanya diambil dari pertanyaan penelitian. Makalah hanya menyajikan diskusi umum terkait suatu topik tertentu dan hanya meragkum informasi dari berbagai informasi. Sedangkan artikel jurnal memiliki argumen spesifik yang diangkat ke permukaan berdasarkan data dan ide spesifik. Makalah cenderung memberikan analisis atau interpretasi terhadap penelitian lain sehingga tidak menghasilkan pengetahuan baru. Sedangkan artikel jurnal menyuguhkan perspektif dan kesimpulan unik yang dimungkinkan dapat menjadi suatu pengetahuan baru karena mampu menganalisis dan menginterpretasi temuan baru.

 

Research paper merupakan artikel jurnal yang ditulis berdasarkan penelitian. Sedangkan conceptual paper ditulis berdasarkan literature review atau bisa juga case report dari laporan-laporan sebelumnya.

Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=FP19bofu4NM

 

12.   Kesimpulan

Menulis akademik akan lebih mudah dan menarik jika kita sudah memahami dasar-dasarnya. Memang betul menulis akademik harus persuasif, formal, dan objektif, namun bukan berarti penulisannya harus selalu menggunakan kalimat dan paragraf yang kompleks. Supaya tulisan terasa lebik akademik, pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf harus diperhatikan dengan baik. Diksi yang dipilih sebaiknya merupakan kosa kata yang akademik. Kemudian merangkai kalimat dengan bervariasi antara kalimat sederhana untuk ide pokok dan kalimat gabungan untuk ide pendukung.

Sangat disarankan paragraf berbentuk deduktif dan banyak menggunakan paragraf persuasif. Terdapat pola yang serupa dalam struktur paragraf, esai, dan artikel jurnal terdiri dari pembuka, inti, dan penutup. Salah satu pembeda antara makalah dengan artikel jurnal adalah makalah ditulis berbasis topik sedangkan artikel jurnal ditulis berbasis pertanyaan. Tingkat menulis dapat digolongkan dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi meliputi penulisan personal. Penulisan formal dan penulisan akademik.

Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=YGgRjFndaNE

 

Tuntutan Guru

Sudah menjadi tuntutan bagi guru masa kini untuk mampu menghasilkan karya tulis akademik dan materi ini sangat membantu bapak ibu guru untuk lebih memahami karya tulis akademik. Bermanfaat sekali dan sangat menarik materi yang disampaikan oleh Bapak Imam Fitri Rahmadi yang membahas dasar menulis akademik. Bapak dan Ibu guru peserta kelas belajar menulis yang juga sebagai civitas akademik sekolah diharapkan mampu menebar manfaat lebih luas setelah menyimak materi.

Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=mD3NzOrTxEs

 

Selamat berkarya

Related Posts:

2 comments:

  1. ayo terus menulis dan emnulis akdemik adalah cara kita menulis secara ilmiah agar bisa mengirimkan jurnal ilmiah internasional. kita mulai dari berlatih menulis secara akademik, tks mas imam yg telah memberikan ilmunya langsung dari Austria. Luar biasa materinya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih banyak Om Jay yang telah membuka ruang belajar bagi banyak guru untuk menimba ilmu dari narasumber yang dihadirkan. Insyaallah ilmunya sangat bermanfaat. Semoga Om Jay selalu sehat..

      Delete