Menulis Akademik
Narasumber : Imam Fitri Rahmadi
Dosen Universitas Pamulang
Mahasiswa PhD Johannes Kepler Universität Linz Austria
Penerima beasiswa Indonesia – Austria Scholarship Programme (IASP)
Berbeda dari materi biasanya di kelas Belajar Menulis yang kebanyakan memberikan motivasi untuk mulai menulis dan menerbitkan buku. Materi ini berkaitan dengan menulis akademik yang memiliki prosedur maupun tata tulis yang berbeda dari menulis secara umum. Artinya diperlukan kajian teori kepenulisan yang umumnya belum diminati oleh guru. Materi ini disampaikan oleh seorang dosen yang tengah menjalani studi PhD di Austria sehingga langsung bersama pakarnya yang sudah berpengalaman. Beliau adalah Bapak Imam Fitri Rahmadi.
Perjalanan Meraih Beasiswa PhD
Membaca perjalanan panjang Bapak Imam Fitri Rahmadi untuk mendapatkan
beasiswa PhD di Austria pada laman : https://tigabelase.wordpress.com/category/road-to-phd membuat kita tersadar kembali
bahwa diperlukan perjuangan untuk meraih cita-cita. Tentu saja mengarungi
perjuangan yang tidak mudah itu membutuhkan motivasi besar yang mampu
mengalahkan penat silih berganti. Jika motivasinya tidak besar maka sedikit
penat akan mampu memupus harapan dan berakhir dengan terlupakannya cita-cita
besar.
Peserta Belajar Menulis dibuat kagum dengan Bapak Imam yang masih muda tetapi sudah berburu ilmu hingga ke luar negeri yang tentu saja harus sudah berbekal ilmu yang mencukupi. Perjalanan menuju beasiswa PhD ke luar negeri telah diabadikan pada Laman blog tigabelase.wordpres.com. Beliau juga membagikan tips dan trik bagaimana cara menyusun dokumen utama studi PhD, meliputi; 1) research proposal; 2) motivation letter; dan 3) curriculum vitae. Dan juga bagaiaman cara menghubungi profesor sebagai calon supervisor dan menghadapi wawancara beasiswa.
Bagi civitas akademik, baik guru, dosen maupun
mahasiswa seringkali dihadapkan pada tuntutan untuk menyusun karya tulis
akademik. Baik dalam bentuk makalah, laporan, skripsi, jurnal, thesis maupun
bentul tulis lainnya. Keterampilan menulis secara akademik sangat dibutuhkan
oleh masyarakat akademik termasuk guru. Guru perlu memiliki kemampuan menulis
akademik yang baik untuk menyusun laporan penelitian tindakan kelas (PTK)
dan/atau menulis artikel jurnal.
Materi ini membahas dasar menulis akademik meliputi:
1.
Pemilihan kata, penulisan kalimat, dan
penyusunan paragraf
2. Lebih lanjut membahas penyusunan paragraf:
kelogisan dan kepaduan paragraf, kata penghubung, serta bentuk dan jenis paragraf
3.
Penyusunan paragraf persuasif yang sangat
dibutuhkan dalam menulis akademik
4.
Persamaan antara paragraf, esai, dan artikel
jurnal
5.
Perbedaan antara makalah dan artikel jurnal
Materi disajikan dalam bentuk gambar dengan
penjelasan singkat disertai tautan video untuk dipelajari lebih lanjut. Tautan
video: https://www.youtube.com/watch?v=aQGL1zKfTV0
Apa itu Penulisan Akademik?
Pengertian paling sederhana penulisan akademik atau
academic writing adalah penulisan non-fiksi yang ditulis sebagai bagian dari
tugas atau pekerjaan akademik seperti menulis makalah, skripsi, tesis,
disertasi, dan artikel jurnal.
Penulisan akademik bertujuan untuk menyampaikan
pengetahuan dan pemahaman tentang suatu topik secara persuasif, formal, dan
objektif. Gaya penulisan yang persuasif, formal, dan objektif sekaligus
merupakan karakter dari penulisan akademik. Menulis akademik bermaksud untuk
membangun dan menyampaikan argumen dengan gaya formal dan mengikuti kaidah-kaidah baku
yang berlaku secara objektif sesuai dengan data dan fakta yang ada.
Sebagaimana definisi penulisan akademik yang
merupakan tulisan yang ditulis pada suatu topik tertentu. Maka, sebelum bisa
menulis secara mendalam, harus banyak membaca referensi sesuai dengan topik
yang akan ditulis. Hal ini juga yang membedakan proses menulis pada umumnya
dengan proses menulis akademik. Salah satu ciri khas proses menulis akademik
yang tidak ada dalam proses menulis pada umumnya adalah adanya proses mencari
dan mengevaluasi referensi yang relevan dari buku, artikel jurnal, dan sumber
lainnya. Hal ini juga yang membedakan antara wartawan dengan penulis akademik.
Wartawan bisa menulis beragam topik namun lebih sering berada pada permukaan
saja. Sebaliknya, penulis akademik biasanya berfokus pada satu topik yang
ditulis secara mendalam. Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=DiLIKbsB7so
Berikut dasar-dasar menulis akademik :
1. Pemilihan Kata
Dasar menulis akademik yang paling mendasar adalah
terkait dengan pemilihan kata. Pemilihan kata sangat menentukan rasa tulisan. Istilahnya
adalah diksi, yaitu pemilihan kata yang tepat dan selaras untuk menulis kalimat
sesuai dengan tujuan dan konteks penulisan. Antara penulisan personal, formal,
dan akademik, kata yang digunakan bisa sangat berbeda meskipun dimaksudkan
untuk mengungkapkan hal yang sama. Sebagai contoh, coba cermati tiga kalimat
dalam gambar.
Berbeda satu kata saja dapat merubah rasa kalimat.
Antara ngobrol-ngobrol, berbincang-bincang, dan berdiskusi, ketiganya sama-sama
menggambarkan proses bertukar informasi antara para guru dengan kepala sekolah.
Namun, kata ngobrol-ngobrol terasa lebih personal, kata berbincang-bincang
terasa lebih formal, sedangkan kata berdiskusi terasa lebih akademik.
Menulis akademik dalam bahasa Indonesia maka penulis
harus memilah sendiri kata yang akan digunakan. Berbeda dengan bahasa inggris
yang memang sudah terpisah antara General English berkaitan dengan kosa kata secara
umum dan academic English yang merupakan kosa kata akademik.
Penulisan kata ganti personal orang pertama, orang
kedua maupun orang ketiga sebaiknya dihindari. Yaitu dengan cara mengubah
kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Inilah kaidah menulis akademik, yaitu
menggunakan kalimat pasif. Jadi perlu ditinjau ulang untuk dapat menyimpulkan
apakan tulisan kita menyuguhkan rasa personal, formal ataukah sudah
akademik.
Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=qO3JcM_5sCg
2. Penulisan Kalimat
Terdapat beberapa jenis bentuk kalimat. Kalimat yang
baik terdapat unsur-unsur SPOK yaitu Subjek, Predikat, Objek dan Keterangan. Terdapat
aneka bentuk kalimat majemuk yang perlu diterapkan dalam tulilsan agar tidak
terkesan monoton dan memiliki rasa akademik. Kalimat dapat berbentuk sederhana
(simple sentence), gabungan (compound sentence), dan kompleks (complex
sentence) yang apabila ketiganya digabung menjadi kalimat campuran.
Kalimat gabungan dibuat dengan menambahkan salah
satu kata dari singkatan FANBOYS: For (untuk), And (dan), Nor (maupun), But
(tetapi), Or (atau), Yet (namun), So (sehingga). Sedangkan kalimat kompleks
dirangkai dengan menambahkan kata seperti when (ketika), after (setelah),
because (karena), since (sejak), although (meskipun), while (sementara), dan
lainnya. Cermati contoh pada gambar berikut.
Penulis akademik harus menerapkan variasi kalimat
dalam setiap paragraph agar tulisan lebih menarik dan lebih memiliki rasa
akademik.
Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=eS8GM77jBmo
3. Penyusunan Paragraf
Penyusunan paragraph yang baik dan benar merupakan
kaidah menulis akademik berikutnya. Paragraf adalah kumpulan kalimat yang
mempunyai satu kalimat topik (topic sentence) ditambah dengan beberapa ide
pengontrol (controlling idea) sebagai ide pokok atau gagasan utama (main idea)
dan beberapa kalimat penjelas (supporting sentences) sebagai detail yang
menjelaskan ide pokok. Dengan kata lain satu paragraph memiliki satu induk
kalimat dan beberapa anak kalimat. Jika dibutuhkan bisa ditambahkan kesimpulan.
Paragraph dikatakan baik jika memiliki unsur ini, yaitu satu kalimat topic,
beberapa kalimat penjelas dan kalimat kesimpulan jika diperlukan.
Namun, dalam penulisan akademik, paragraf lebih
dilihat sebagai sebuat esai mini yang bermula dan berakhir pada satu topik
tertentu. Paragraf memiliki format serupa layaknya sebuah esai meliputi
pembuka, inti, dan penutup.
Contoh paragraf yang baik dapat dilihat pada gambar
berikut.
Menyusun paragraph agar tulisan lebih menarik dan
lebih memiliki rasa akademik maka perlu menerapkan variasi kalimat. Caranya
cukup sederhana, yaitu tulis kalimat topic dalam bentuk kalimat sederhana.
Kemudian berikan variasi bentuk kalimat pada beberapa kalimat penjelas
berikutnya. Hindari menggunakan kalimat gabungan dan kompleks pada gagasan
utama, artinya kalimat topic disusun dalam bentuk sesederhana mungkin dan spesifik.
Sebaliknya lakukan aneka variasi kalimat pada beberapa kalimat penjelas dan
diperhalus transisinya dengan menggunakan beberapa konjungsi atau kata
penghubung.
Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=rSYRYLd-vRw
4. Kelogisan dan Kepaduan Paragraf
Membahas penyusunan paragraf yang baik bersinggungan
erat dengan konsep coherence and cohesion atau kelogisan dan kepaduan sebuah
paragraf. Kelogisan dalam paragraf yang dimaksud adalah logis idenya. Konsep
ini berurusan dengan koneksi ide ingin disampaikan pada level ide suatu paragraph.
Kelogisan paragraf banyak berkaitan dengan memainkan aspek retoris yang
digunakan untuk menata ide dengan menggunakan organisasi dan kejelasan ide, pengembangan dan
dukungan argumen, serta sintesa dan integrasi rujukan. Jadi koherensi lebih
focus pada ide dalam suatu paragraph yang banyak memainkan aspek retoris bukan
dan dari segi bahasanya.
Kepaduan dalam paragraf mengarah pada bentuk kalimat
dan paragraf yang padu. Ini lebih menekankanpada strukturnya dan bukan pada
idenya. Konsep ini berkaitan dengan koneksi ide pada level kalimat dan paragraf
dengan berfokus terhadap aspek penggunaan tata bahasa. Jika sudah membahas
kohesi maka yang menjadi focus untuk diperhatikan adalah gramatika, pengulangan
kata atau ide dengan sinonim, dan penggunaan kata penghubung.
Jadi perbedaannya kalau kelogisan atau koherensi
bermain pada tatanan ide sedangkan kohesi atau kepaduan bermain pada tatanan
bahasa.
Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=_ZdgqL9cThI
5. Kata Penghubung
Kata penghubung atau dalam bahasa Inggris disebut
linking words adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa
yang sederajat yaitu antara kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan
klausa, dan kalimat dengan kalimat. Jadi kata penghubung berfungsi
menghubungkan kalimat dalam satu paragraph maupun antar paragraph. Hal ini
berkaitan dengan kohesi untuk mengaitkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Kata penghubung dikategorikan berdasarkan fungsi
spesifik dalam mengubungkan ide dan pada kalimat dan/atau paragraf. Fungsi
spesifik yang dimaksud meliputi penambahan, kontras, urutan, hasil, penekanan,
perbandingan, ilustrasi, kesimpulan, dan lainnya. Beberapa contoh kata
penghubung dapat dilihat pada gambar.
Memilih dan menggunakan kata penghubung yang
sebetulnyatepat cukup sederhana yaitu tergantung pada maksud dan tujuan penulis
merangkai kalimat atau paragraf.
Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=f4hUHWBd5NI
6. Bentuk Paragraf
Bentuk paragraf dibagi menjadi tiga, yaitu paragraf
deduktif, induktif, dan campuran. Paragraf deduktif meletakkan gagasan utama
pada kalimat pertama dengan penjelasan dari umum ke khusus. Paragraf induktif
meletakkan gagasan utama pada kalimat terakhir dengan penjelasan dari khusus ke
umum. Paragraf campuran merupakan gabungan antara paragraf deduktif dan
induktif yang lebih sering berpola deduktif terlebih dulu disambung dengan pola
induktif.
Menulis akademik sebaiknya menggunakan paragraf
deduktif supaya tulisan mudah dipahami. Gagasan utama yang terletak pada
kalimat pertama memudahkan pembaca untuk langsung mendapatkan ide pokok
paragraf di awal. Dengan penjelasan dari umum ke khusus dalam suatu paragraph
sehingga memudahkan pembaca memahami tulisan. Jadi menulis akademik akan lebih
baik menggunakan paragraph yang sederhana agar pembaca langsung mendapat ide
pokok paragraph.
Berbeda dengan paragraph induktif yang menuliskan
dari umum ke khusus sehingga pembaca harus tuntas membaca sampai akhir
paragraph untuk mengetahui ide pokoknya.
Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=4vLM4WdYQWw
7. Empat Jenis Paragraf
Terdapat empat jenis paragraf meliputi paragraf
deskriptif, naratif, ekspositori, dan persuasif dengan fungsi masing-masing.
Paragraf deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan sesuatu atau seseorang. Paragraf
naratif digunakan untuk menarasikan cerita atau runtutan peristiwa yang
digunakan untuk menarasikan cerita atau runtutan peristiwa yang ditandai dengan
adanya alur cerita. Paragraf ekspositori berguna untuk menunjukkan alur proses
atau prosedur melakukan sesuatu.
Paragraf persuasif berperan meyakinkan pembaca untuk
menerima atau memahami argumen berdasarkan fakta dan data yang disampaikan
dengan menggunakan berbagai perangkat retoris. Semua jenis paragraf diperlukan
untuk menulis akademik sesuai dengan fungsinya. Namun menulis akademik,
terutama untuk penulisan artikel jurnal, harus banyak menggunakan paragraf
persuasif. Terlebih untuk menulis bagian pengantar maka akan lebih
menitikberatkan pada argument dibandingkan cerita. Dan pada bagian hasil pun
tidak bisa disampaikan dengan bercerita tetapi berargumen mengangkat temuan
penting dalam hal keilmuan.
Jadi penulis harus menyadari jenis paragraph yang
ditulis karena masih banyak kelemahan penulis yang belum banyak menekankan
argument hanya lebih banyak cerita dalam menulis akademik. Karena untuk
berargumen berdasarkan data dan fakta maka diperlukan tulisan dalam bentuk
paragraph persuasive, termasuk menggunakan perangkat retoris yaitu kohesi dan
koherensi paragraph.
8. Paragraf Persuasif
Paragraph persuasive dalam bahasa inggris disebut
sebagai argumentative paragraph atau paragraph argumentative. Mengigat peran
pentingnya dalam menulis akademik, perlu dibahas lebih mendetail cara menyusun
paragraf persuasif yang penyusunannya sedikit berbeda karena memiliki komponen
khusus. Kalimat topik dalam paragraf persuasif berisi klaim dan alasan rasional
untuk menunjukkan posisi. Klaim ini dan alasannya dapat ditulis dengan kata
mengapa. Jadi kalimatnya spesifik dan dilengkapi dengan alasannya. Kalimat
penjelas berupa data sebagai bukti terdiri dari informasi detail, contoh,
fakta, atau statistik yang dipilih dengan selektif dan spesifik. Sesekali harus
menyuguhkan argumen berlawanan atau counterclaim untuk menunjukkan bahwa
penulis sadar adanya posisi alternatif. Terakhir, terdapat warrant sebagai
penjelasan dan analisis untuk menarik kesimpulan spesifik dari klaim. Warrant
ini bersifat opsional jika diperlukan sebagai analisis dari klaim, counter
claim dan penjelasannya.
Pengutipan fakta atau data yang tidak dibalut dengan
klaim dan warrant akan mengakibatkan karya tulis akademik hanya sekedar
menempelkan beberapa fakta atau data yang ada. Supaya antar paragraf, terutama
paragraf intinya nyambung, harus ada thesis statement (pernyataan penulis) yang
jelas dalam paragraf pembuka. Kemudian kata kunci dalam thesis statement pada
paragraf pembuka tersebut dijadikan kalimat topik pada setiap paragraf inti
dengan dilakukan pengulangan kata kunci namun diparafrase (dibahasakan dengan
istilah lain menggunakan sinonim). Terakhir agar penutupnya bagus, kembali
lagi, thesis statement di paragraf pembuka diulang di paragraf penutup dengan
diparafrase.
Berikut contohnya.
Klaim – posisi.
Contoh: Kekerasan TV memiliki efek berbahaya pada anak-anak (mengapa?)
karena mereka cenderung mengadopsi nilai-nilai dari apa yang mereka lihat,
(mengapa?) sebagaimana mereka tidak dapat membedakan fiksi dari kenyataan.
Data – bukti.
Contoh: Smith (1999) menemukan bahwa anak-anak berusia 5-9 tahun yang
menonton TV lebih dari tiga jam sehari 25% lebih mungkin mengatakan bahwa apa
yang mereka tonton di TV “benar-benar terjadi”.
Klaim balik – posisi berlawanan.
Contoh: Kita mungkin berpendapat bahwa anak-anak ini sudah memiliki
nilai-nilai kekerasan, tetapi Jones (2001) anak-anak dengan dan tanpa
kecenderungan terhadap kekerasan sama-sama tertarik pada hiburan kekerasan.
Waran – penjelasan dan analisis.
Contoh: Ketika anak-anak berulang kali terpapar nilai-nilai tertentu
dalam bentuk yang menarik, mereka menggunakan nilai-nilai itu untuk menyusun
dunia mereka, dan karena itu mereka akan lebih siap menerima dan menggunakan
kekerasan.
Warrant dalam paragraf pada umumnya itu seperti kesimpulan yang
sifatnya opsional. Seperti contoh di atas, warrant menganalisis klaim, data,
dan klaim berlawanan dengan seolah menyimpulkan ketiganya. Warrant itu seperti
sintesa dari ketiga komponen paragraf argumentatif sebelumnya.
Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=gsydh8tgDng
9. Persamaan antara Paragraf dengan Esai
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, paragraf
dalam sudut pandang penulisan akademik lebih didefinisikan sebagai sebuah esai
mini yang bermula dan berakhir pada satu topik tertentu. Melihat dari segi format paragraf dan esai
memang serupa, yaitu terdiri dari pembuka, inti, dan penutup. Pola yang diawali
dengan pembukaan, diisi dengan inti, dan diakhiri dengan penutup berlaku baik
pada paragraf maupun esai. Jadi paragraph dan esai memiliki kesamaan. Paragraf
dibuka dengan kalimat topik, diisi dengan kalimat penjelas, kemudian diakhiri
dengan kalimat penutup. Esai dibuka dengan paragraf topik, diisi dengan paragraf
penjelas, terus diakhiri dengan paragraf penutup.
Struktur artikel yang bagus terdiri dari judul kemudian pembuka
dilanjutkan dengan isi atau inti dari suatu karya tulis dan diakhiri dengan
kesimpulan atau penutup. Artikel jurnal juga memiliki format atau pola yang
hamper sama.
Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=rqUlfQsQmIg
10. Persamaan antara Paragraf, Esai, dan Artikel Jurnal
Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=wbipt_QApGg
11. Perbedaan antara Makalah dengan Artikel Jurnal
Seringkali mahasiswa memiliki persepsi bahwa karya
tulis makalah adalah sama dengan artikel jurnal. Padahal keduanya berbeda. Makalah
dengan artikel jurnal sangat berbeda. Berdasarkan tujuan, makalah ditulis
sebatas sebagai upaya menginformasikan sesuatu, sedangkan artikel jurnal
bertujuan untuk meyakinkan pembaca.
Penulisan makalah berbasis topic dan hanya terbatas
pada menginformasikan topik, tetapi artikel jurnal ditulis berbasis pertanyaan
yang biasanya diambil dari pertanyaan penelitian. Makalah hanya menyajikan
diskusi umum terkait suatu topik tertentu dan hanya meragkum informasi dari
berbagai informasi. Sedangkan artikel jurnal memiliki argumen spesifik yang
diangkat ke permukaan berdasarkan data dan ide spesifik. Makalah cenderung
memberikan analisis atau interpretasi terhadap penelitian lain sehingga tidak
menghasilkan pengetahuan baru. Sedangkan artikel jurnal menyuguhkan perspektif
dan kesimpulan unik yang dimungkinkan dapat menjadi suatu pengetahuan baru
karena mampu menganalisis dan menginterpretasi temuan baru.
Research paper merupakan artikel jurnal yang ditulis
berdasarkan penelitian. Sedangkan conceptual paper ditulis berdasarkan
literature review atau bisa juga case report dari laporan-laporan sebelumnya.
Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=FP19bofu4NM
12. Kesimpulan
Menulis akademik akan lebih mudah dan menarik jika
kita sudah memahami dasar-dasarnya. Memang betul menulis akademik harus
persuasif, formal, dan objektif, namun bukan berarti penulisannya harus selalu
menggunakan kalimat dan paragraf yang kompleks. Supaya tulisan terasa lebik
akademik, pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf harus
diperhatikan dengan baik. Diksi yang dipilih sebaiknya merupakan kosa kata yang
akademik. Kemudian merangkai kalimat dengan bervariasi antara kalimat sederhana
untuk ide pokok dan kalimat gabungan untuk ide pendukung.
Sangat disarankan paragraf berbentuk deduktif dan
banyak menggunakan paragraf persuasif. Terdapat pola yang serupa dalam struktur
paragraf, esai, dan artikel jurnal terdiri dari pembuka, inti, dan penutup.
Salah satu pembeda antara makalah dengan artikel jurnal adalah makalah ditulis
berbasis topik sedangkan artikel jurnal ditulis berbasis pertanyaan. Tingkat menulis
dapat digolongkan dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi meliputi penulisan
personal. Penulisan formal dan penulisan akademik.
Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=YGgRjFndaNE
Tuntutan Guru
Sudah menjadi tuntutan bagi guru masa kini untuk
mampu menghasilkan karya tulis akademik dan materi ini sangat membantu bapak
ibu guru untuk lebih memahami karya tulis akademik. Bermanfaat sekali dan sangat
menarik materi yang disampaikan oleh Bapak Imam Fitri Rahmadi yang membahas
dasar menulis akademik. Bapak dan Ibu guru peserta kelas belajar menulis yang
juga sebagai civitas akademik sekolah diharapkan mampu menebar manfaat lebih
luas setelah menyimak materi.
Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=mD3NzOrTxEs
Selamat berkarya
ayo terus menulis dan emnulis akdemik adalah cara kita menulis secara ilmiah agar bisa mengirimkan jurnal ilmiah internasional. kita mulai dari berlatih menulis secara akademik, tks mas imam yg telah memberikan ilmunya langsung dari Austria. Luar biasa materinya!
ReplyDeleteterima kasih banyak Om Jay yang telah membuka ruang belajar bagi banyak guru untuk menimba ilmu dari narasumber yang dihadirkan. Insyaallah ilmunya sangat bermanfaat. Semoga Om Jay selalu sehat..
Delete