Problematika
Rasanya sudah tak terhitung lagi berapa banyak keluh kesah yang kita dengar ketika memulai perbincangan seputar belajar jarak jauh. Memang seperti itulah adanya, tidak bisa kita pungkiri kenyataan yang kita hadapi saat ini. Persoalan pendidikan, proses kegiatan belajar mengajar, media pembelajaran, motivasi belajar sampai dengan persoalan peserta didik secara individu akan terus kita hadapi sepanjang kita didalamnya dan sepanjang kita peduli dengan generasi penerus kita.
Berbagai tantangan yang ada pada akhirnya akan menjadi ilmu baru, sudut pandang baru, metode atau cara-cara baru yang berhasil ditemukan oleh manusia. Inilah hikmah dibalik peristiwa. Memang tidak serta merta terwujud hal-hal baru yang bermanfaat bagi manusia, berbagai tantangan itu awalnya tentu membuat ketidaknyamanan. Dan disitulah terwujud kemurahan sang Maha Pencipta kepada hambanya yang mau dengan sabar menghadapi kesulitan, yaitu akan ada kemudahan.
Harapan, semangat dan optimisme bahwa kita mampu melewati semua tantangan harus terus ditumbuhkan. Termasuk tantangan yang dihadapi guru dan murid dalam proses belajar jarak jauh. Pendidikan melibatkan banyak aspek, mengutip pengertian pendidikan didalam Undang-Undang Sistem Pendidika Nasional Tahun 2003 bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari pengetian pendidikan itu saja sudah tampak jelas bahwa sangat penting adanya interaksi antara peserta didik dan lingkungan pendidikanya. Kita sadar betul bahwa mendidik tidak hanya mengajarkan materi pembelajaran tetapi yang lebih utama adalah mengajarkan nilai-nilai kehidupan, mencontohkan dan memberikan keteladanan sikap positif yang perlu untuk dilestarikan dan dikembangkan.
Sosial Presence
Dimasa belajar jarak jauh ini tentu saja peserta didik tidak dapat secara langsung melihat, mendengar dan mencontoh langsung keteladanan dari gurunya. Disinilah perlunya kita mulai memahami pentingnya Social Presence pada saat aktifitas komunikasi. Yang dimaksudkan dengan Social Presence yaitu suatu kondisi atau tingkatan dimana seseorang menerima orang lain pada kenyataan yang sesungguhnya yaitu sebagai individu dan seluruh interaksi yang didalamnya terdapat nilai-nilai ikatan hubungan saling timbal balik. Dalam pembelajaran jarak jauh ini penting dimana guru dan peserta didik dalam kondisi saling memahami dan saling menerima sehingga terjalin kedekatan secara bathin meskipun tepisah jarak. Hal ini tentu tidak mudah diwujudkan, akan tetapi dapat diusahakan. Beberapa cara diantaranya dengan menyiapkan video di Youtube, menyiapkan materi dengan format MP4, atau dengan format PPT dengan tambahan audio maupun tidak. Dapat juga dilakukan dengan mengintegrasikan pembelajaran online dan belajar tatap muka dalam pelaksanaan di kelas maya, contohnya dengan aplikasi Zoom, Google meet atau sejenisnya. Cara lain lagi yaitu dengan mengadakan siaran langsung melalui facebook group agar interaksinya lebih terasa.
Meskipun tidak bisa sepenuhnya menghadirkan sosok guru dalam pembelajaran jarak jauh namun dengan berusaha menghadirkan hati dalam setiap pertemuan dengan menerapkan social presence ini diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai. Dalam beberapa penelitian menunjukan bahwa social presence ini mampu memperngaruhi kualitas interaksi online, mampu mempengaruhi kualitas dan kuantitas pembelajaran online, mampu meningkatkan kepuasan dalam komunikasi online, mampu meningkatkan minat belajar, dan cenderung meningkatkan hubungan interpersonal sehingga dianggap 'hadir', 'nyata' dan 'ada'. Inilah yang menjadi sifat sosial dalam komunikasi dengan media komputer (CMC). Jadi, social presence menunjukan kualitas interaksi yang dilakukan oleh komunikan untuk memproyeksikan diri secara sosial dan emosional sebagai orang nyata dalam pembelajaran online.
Substansi Pembelajaran Jarak Jauh
Masa pandemi memaksa semua pihak merevolusi proses transformasi belajar, mengubah dari tatap muka di ruang kelas menjadi tatap muka secara virtual di kelas maya. Namun demikian diharapkan ruh pembelajaran dapat selalu terasa, karena dalam pendidikan sejatinya adalah menumbuhkan jiwa dan bukan sekedar transfer knowledge. Disinilah kita bisa mendefinisikan substansi pembelajaran jarak jauh sebagai berikut :
1. Kehadiran guru dalam mengajar
Guru hendaknya hadir dalam kelas virtual sepenuh hati, seriang ketika melihat wajah anak-anak yang menyambutnya dengan gembira. Bayangkan wajah murid-murid kita, do'akan mereka dengan do'a terbaik sepenuh jiwa. Sambungkan hati kita dengan hati mereka, karena yang keluar dari hati akan sampai ke hati.
2. Interaksi sosial
Dibutuhkan keteladanan kita dalam berkomunikasi di dunia maya. Anak-anak murid kita mungkin banyk membaca maupun mengikuti bahasa komunikasi maya yang kurang baik. Disinah peran guru mencontohkan bahasa yang sopan, bahasa baku, bahasa yang baik kepada mereka. Ini akan menjadi referensi yang positif ditengah bahasa gaul anak-anak.
3. Menumbuhkan kognitif
Selain menumbuhkan jiwa anak didik, guru juga bertugas menunbuhkan kemampuan berpikir, menalar dan sebagainya. Memang tidak mudah dimasa seperti ini masih harus mengerjar target ketuntasan materi pembelajaran. Yang menjadi hal pokok adalah bagaimana kita membuat mereka selalu haus akan ilmu. Inilah pekerjaan besarnya seorang pendidik, tentu saja hal ini yang kemudian menuntut guru-guru untuk terus mengembangkan diri dan terus belajar.
Interaksi positif antara guru dengan peserta didik melalui media diharapkan mampu mendorong tercapainya tujuan pembelajaran dengan tuntas.
Selanjutnya, sikap dan kebiasaan yang perlu dibangun dalam pembelajaran jarak jauh dibangun dalam beberapa tahapan, yaitu :
1. Bergabung dalam suatu kelompok, ini akan menudahkan untuk proses bimbingan dan transfer materi pembelajaran
2. Memotivasi dan memberi semangat dari awal sangat diperlukan untuk tercapainya tujuan pembelajaran
3. Membangun komitmen dan implementasi bersama agar seluruh anggota group memiliki persepsi yang sama akan hasil yang ingin dicapai
4. Terus menerus melakukan observasi dan evaluasi perlu dilakukan
3.
Mari terus mengupayakan perbaikan dalam interaksi kita dengan peserta didik ditengah kondisi yang belum membaik.
Semangat belajar.
Good, lanjutkan menulisnya bu Wiwi
ReplyDeleteCihuyyy...
ReplyDeleteLanjutkan.
Bu, masukkan ya Bu, maaf ya Bu... biar lebih enak bacanya mungkin paragrafnya diatur dengan rata justify (rata kanan kiri)
ini sekedar masukan ya Bu... Maaf yaaa
Joossss.. Semangat
oke.. makasih teman-teman
DeleteSaya tertinggal selangkah, Bu.Ambil skala prioritas. Kebetulan ada kerjaan kantor yang harus diselesaikan dulu.
ReplyDeleteSaya tertinggal selangkah, Bu.Ambil skala prioritas. Kebetulan ada kerjaan kantor yang harus diselesaikan dulu.
ReplyDelete