Thursday, August 20, 2020

Latih Keterampilan Menulismu bersama Akbar Zainudin

 Bismillah...

7 Cara Mudah untuk Menjaga Motivasi Menulis Halaman all ...

Malam ini menjadi pertemuan pertama saya dalam kelas belajar menulis bersama narasumber keren inspiratif, meskipun bagi teman-teman angkatan 15 yang lain ini merupakan materi kedelapan. Beruntung sekali bisa berkesempatan belajar pada ahlinya dalam bidang kepenulisan yaitu Bapak Akbar Zainudin sang penulis buku laris Man Jadda Wa Jadda. Terbayang kehebatan buku tersebut yang mampu menginspirasi dan memotivasi jutaan manusia untuk bangkit, bertumbuh dan bersemangat tinggi meraih impian dengan sepenuh keyakinan kepada Allah SWT. Tak terhitung berapa ribu manusia yang berhasil meraih impiannya lantaran termotivasi dari buku mega best seller tersebut.

Kesempatan belajar bersama beliau tidak boleh sia-sia begitu saja. Berharap memperoleh keberkahan ilmunya maka niat tulus untuk belajar kita luruskan lagi, berharap Allah berikan sebesar-besar ilmu yang bermanfaat. 

Menurut bapak Akbar Zainudin, langkah-langkah dalam menulis buku setidaknya ada 6 tahapan yang disingkat menjadi TOJTRP. Berikut penjelasan lengkapnya : 

1. Langkah pertama adalah T : Tema

Tentukan tema besar buku yang akan ditulis, baik berupa buku fiksi maupun non fiksi. Tema ini akan menjadi rel yang mengikat tulisan dari awal hingga akhir. Tema besar itu contohnya tentang : pendidikan, parenting, motivasi, romantisme, cara belajar dan sebagainya. 

Tema sebuah buku juga akan memberikan "branding" khusus bagi penulisnya. Misalnya Asma Nadia, beliau dikenal sebagai novelis. Ahmad Fuadi terkenal sebagi penulis novel bertemakan kerja keras dan pesantren. Akbar Zainudin dikenal sebagai penulis buku-buku motivasi, dan banyak lagi para penulis buku yang sudah terkenal dengan brandnya masing-masing. Jika temanya berubah-ubah tidak menutup kemungkinan pembaca akan bertanya-tanya sebenarnya penulis ini  ahli dalam bidang apa.  Disarankan seorang penulis buku untuk berusaha focus menulis satu tema tertentu, hal ini dapat menunjukkan keahlian penulis dalam bidang tersebut. 

Setiap orang memiliki kecenderungan tertentu dalam menulis buku, apakah menulis buku fiksi atau nonfiksi. Menulis memang membutuhkan kenyamanan, jika terbiasa menulis buku fiksi maka ketika akan menulis buku nonfiksi membutuhkan adaptasi baru. Meskipun tidak mudah tetapi pasti bisa dilakukan.

Untuk buku nonfiksi, didalamnya kita bercerita tentang apa masalahnya, mengapa terjadi, dan bagaimana cara penyelesaiannya. Biasanya menggungkapkan pemecahan masalahnya secara langsung. Untuk buku fiksi, kita berbicara penyelesaian masalah melalui cerita dengan beberapa karakter tokoh dalam cerita.

2. Langkah kedua adalah O : Outline

Setelah tema besar sebuah buku yang akan kita tulis sudah ditentukan maka selanjutnya adalah menyusun outline atau daftar isi buku tersebut. Jika tidak ada daftar isi maka akan tidak mudah buku itu bisa selesai. Inilah salah satu hal penting yang sering diabaikan penulis karena merasa sudah tahu apa yang akan ditulis akhirnya langsung menulis dengan tidak ada outline. Sehingga tulisannya jadi tidak terarah, 'melencenga' dan 'lari' kemana-mana, ujungnya bukunya tidak selesai. 

Ide pikiran yang banyak dari seorang penulis akan jauh lebih bagus jika difocuskan sesuai dengan tema besarnya dengan cara membuat Outline. Beberapa manfaat membuat outline terlebih dahulu adalah :

a. Agar tulisan terarah sesuai tema besarnya

b. Sebagai panduan untuk membuat jadwal dan target

c. Sarana untuk menghindari 'ngeblank' pada saat menulis

d. Agar bukunya selesai ditulis.

Berikut panduan bagaimana cara mengembangkan Outline (daftar isi) :

1. Untuk buku nonfiksi :

Gunakan prinsip dasar 5W (What, Who, Why, When, Where) dan 1H (How)

What : 

What ini berkaitan dengan pengertian, definisi, pembagian, jenis-jenis, dan sebagainya

Why :

Why ini adalah tentang alasan (mengapa) buku ini ditulis, apa tujuan dan manfaatnya.

How :

How ini berbicara tentang bagaimana, tips dan trick, strategy, langkah-langkah dan sebagainya.

Untuk W yang lain, yaitu Who, Where dan When dalam buku nonfiksi bisa tidak digunakan.

 Contoh :

Tema tentang : Santri dan Menulis

What : 

1) Santri dan keterampilan menulis

2) Keterampilan apa saja yang dibutuhkan agar bisa menulis

3) Para ulama dan karya mereka dari masa lampau

dan seterusnya 

Why :

1) Mengapa santri harus menulis?

2) Tujuan menulis?

3) Tantangan mengapa santri harus bisa menulis?

dan seterusnya

How :

1) Bagaimana cara menulis?

2) Bagaimana membangun disiplin menulis?

3) Tips dan trick menjadi penulis?

dan deterusnya

2. Untuk buku fiksi :

1) Who : siapa saja tokohnya

Tentukan tokoh-yokoh yang akan menjadi bagian dari cerita, misalnya : ayah, ibu, teman, guru, dan sebagainya

2) Karakter 

Gambarkan profil setiap tokoh dengan sifatnya masing-masing

3) Plot atau alur cerita

Gambarkan alur cerita dari awal hingga akhir, potongan ceritanya seperti apa, dimana akan membangun cerita emosionalnya, dimana sedihnya, dimana senangnya, bagaimana endingnya, apakan happy ending atau sad ending dan sebagainya.

Contoh Outline 

Judul buku : Man Jadda Wa Jadda

Buku ini mengusung tema : motivasi umum atau motivasi hidup

Why : terkait dengan motivasi, penjabaran Why bisa digambarkan sebagai berikut ;

1) Mengapa motivasi itu penting dalam hidup?

2) Motivasi apa yang dapat membuat orang tergerak untuk berubah?

3) Apa tujuan hidup seseorang?

4) Mengapa orang harus berubah?

5) Darimana perubahan itu bisa dimulai?

6) Apa saja yang harus diubah?

 What : hal-hal yang terpikir dalam kategori What adalah ;

1) Apa itu sukses?

2) Langkah-langkah apa saja yang harus dijalani agar bisa sukses?

3) Potensi diri, kelebihan dan kekurangan?

4) Memahami bahwa sukses itu bisa kita dapatkan

How : tentang bagaimana strategi, langkah-langkah, tips dan trick, dan juga action. Penjabarannya ;

1) Bagaimana bermimpi besar?

2) Bagaimana membuat rencana (action plan)?

3) Bagaimana berani memulai?

4) Bagaimana menjadi kreatif?

5) Bagaimana membangun momentum perubahan?

6) Kapan harus memulai?


Garis besar dari contoh tersebut, bahwa untuk memulai sebuah konsep tulisan minimal dengan 3 hal yaitu Why, What dan How. Dengan 3 hal ini kita dapat membuat kerangka tulisan. Untuk satu buku dapat memuat kerangka tulisan 20 sampai 30 judul. 

 Jika ingin mengecek kembali apakah outline yang sudah kita buat cukup baik atau belum dapat dilakukan dengan cara :

1) Diskusikan dengan rekan-rekan, berikan gambaran outlinenya dan minta pendapat mereka

2) Diskusikan dengan calon pembaca, jika kita mau menulis satu buku dengan tema dan kerangka seperti ini apakah mereka mau membaca dan yang lebih penting mau membeli atau tidak

3) Coba lihat beberapa buku sejenis. Bagaimana para penulis itu membuat outlinenya.

Jadi, ada draft awal outline. Setelah itu kita lihat lagi apakah dirasa sudah baik atau belum. Kemudian kita diskusikan dengan beberapa teman kita, kalau menulis seperti ini bagaimana, apa yang perlu ditambahkan. Disinilah ada cek dan ricek dari kita sendiri dan akan baik sekali jika ada juga hasil review dan tambahan dari rekan-rekan.

3. Langkah ketiga adalah J ( Jadwal)

Buatlah jadwal penulisan. Jika daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan dijadwalkan 1 pekan selesai, buatlah jadwal dari 30 tulisan itu kapan selesai. Dengan jadwal maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi tulisan kita. 

Cara membuat Jadwal

1) Buatlah tabel dengan 4 kolomyang berisi : Nomor - Judul Artikel - Target - Tanggal - Keterangan

2) Isi Nomor

3) Isi Judul Artikel

4) Perkirakan berapa lama / berapa hari artikel akan ditulis

5) Buat sesuai dengan tanggal yang ada saat ini

6) Isi keterangan : isilah dengan apakah sudah selesai atau belum

Contoh jadwal menulis buku :

NO

ARTIKEL

WAKTU

TANGGAL

KETERANGAN

1

Sikap Mental

1 Pekan

24 – 30 Agustus 2020

Done

2

Motif Menulis

1 Pekan

1 – 6 September 2020

 

3

Mencari Ide

1 Pekan

7 – 12 September 2020

 

4

Apa yang Ditulis

1 Pekan

14 – 21 September 2020

 

5

Bagaimana Menulis

1 Pekan

23 – 30 September 2020

 

6

Mengenal Pembaca

1 Pekan

1 – 7 Oktober 2020

 

7

Mengenal Penerbit

1 Pekan

9 – 16 September 2020

 

 

 

7 Pekan

 

 


4. Langkah keempat adalah T (Tuliskan)

Jika Outline sudah ada dan jadwal sudah dibuat maka langkah berikutnya adalah menulis sesuai Outline dan jadwalnya. Pada saat mulai menulis inilah diperlukan disiplin diri dan komitmen. inilah yang akan menentukan apakah tulisan yang kita buat akan selesai atau tidak.

Terkadang sukses itu memang harus dipaksa. Kalau kita tidak pernah memaksa diri kita, rasanya tidak mudah kita akan berhasil. Menulis itu sebenarnya terdiri dari dua sisi, yaitu MENTAL dan KETERAMPILAN, antara MAU dan MAMPU. Pengalaman berinteraksi dengan banyak penulis, ternyata masalah MENTAL ini jauh lebih penting. Kalau orang mau berjuang, maka akan lebih cepat tulisannya selesai walaupun secara kemampuan biasa-biasa saja. Sebaliknya kalau sudah tidak mau atau malas-malasan, walaupun sebenarnya kualitas tulisannya baik, akan tidak mudah untuk tulisannya selesai.

Kuncinya cuma satu, yaitu PAKSA DIRI untuk SUKSES. untuk bisa memaksa diri, selain target didepan, harus ada motivasi besar mengapa buku harus selesai. Misalnya, bisa buat angka kredit, bisa buat branding personal, dan sebagainya. Kalau keinginan kuat, maka akan lebih mudah memaksa diri.

Buatlah waktu khusus untuk menulis SETIAP HARI, misalnya pagi, siang atau malam. Cukup 15 sampai 30 menit setiap hari. Misalnya sebelum subuh, setelah subuh, sore hari sebelum pulang, atau malam hari sebelum tidur. Kalau sudah dijadwalkan menulis setiap hari, maka kita akan otomatis dipaksa menulis. 

Kualitas menulis kita akan terus bertambah jika kita mendisiplinkan diri untuk menulis. Yang pentingbukan hanya tahu cara menulis tetapi praktiknya

Tulis dan selesaikanlah semua judul artikel terlebih dahulu. Jika masih ada sedikit kekurangan pada tulisan tersebut tidak mengapa, jadi pada tahap ini tugasnya adalah menyelesaikan semua artikel sebagai draft buku. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna, karena masih ada langkah selanjutnya untuk menyempurnakan tulisan tersebut.

5. Langkah kelima adalah R (Revisi)

Jika semua artikel sudah selesai ditulis maka tahap berikutnya adalah merevisi dan menyempurnakan semua draft tulisan yang sudah dibuat. Apa saja yang perlu direvisi? Berikut beberapa hal yang perlu ditinjau ulang pada tahap revisi draft buku :

1) Data dan informasi yang kurang atau perlu ditambahkan lagi

2) Tata bahasa : disesuaikan dengan kaidah tata bahasa yang sesuai

3) Gaya tulisan : disamakan gaya tulisan dari awal hingga akhir sehingga diperoleh gaya bahasa yang sama dari awal hingga akhir buku.

4) Judul-judul artikel : buatlah judul-judul yang menarik dari draft tulisan yang sudah ada sehingga menjadikan pembaca penasaran akan penjelasan yang disampaikan dengan membaca judul yang ada.

6. Langkah keenam adalah P (penerbit)

Tahap akhir adalah mengirimkan naskah buku kepada penerbit. Selanjutnya kita tinggal menunggu apakah buku kita akan diterbitkan atau tidak. Berikut beberapa yang menjadi pertimbangan penerbit ? 

1) Paling utama penerbit akan mempertimbangkan apakah nanti bukunya laku atau tidak. Hal ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca, pertanyaannya berkisar :

- Apakah pembaca butuh buku kita?

- Siapa yang butuh?

- Berapa banyak orang yang butuh?

- Buku kita menjawab kebutuhan apa?

Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang akan diterbitkan akan semakin besar. Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.

2) Hal kedua adalah apa yang membedakan buku kita dibandingkan dengan buku sejenis?

Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal ini yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit.

3) Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apakah yang akan Anda lakukan untuk membantu pemasaran buku? Dan kita sebagai penulis harus punya jawabannya. Misalnya, iklan di Medsos, Seminar, Pelatihan, Diskusi Buku, Membangun Komunitas, dan sebagainya. Yakinkan kepada penerbit bahwa buku mita akan laku dan dicari orang.

Apakah kita perlu membayar kepada penerbit? Tidak, kita tidak perlu membayar kepada penerbit. Bahkan kita akan mendapatkan uang ROYALTI. Pendapatan penulis buku dari royalti rata-rata adalah 10% dari buku yang terjual.

Bagaimakakah cara mengirimkan naskah buku kita?

- Naskah harus sudah jadi

- Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk.

Berapa lama kita akan mendapatkan kabar dari penerbit?

Kabar buku kita diterima untuk dicetak atau tidak biasanya sekitar 3 bulan


Demikian, semoga resume materi langkah-langkah menulis dari bapak Akbar Zainudin ini bermanfaat.

Related Posts:

20 comments:

  1. Lengkap dan detail resumenya
    Mari berkunjung juga di blog saya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, hehe baru belajar bu.. ok kita saling mengunjungi

      Delete
  2. Lengkap dan detail resumenya
    Mari berkunjung juga di blog saya

    ReplyDelete
  3. Aku jadi ingin membunuh.
    Membunuh rasa malasku.

    ReplyDelete
  4. Walau pertama tapi resume nya sip

    ReplyDelete
  5. Bagus keren unik semangat literasi 👍👍👍💪💪💪

    ReplyDelete
  6. Membunuh rasa malas...

    Ayo bersama sama...

    tulisannya enak dibaca bu, resumenya juga lengkap

    lanjutkan

    ReplyDelete